BNI Setor Pajak dan Dividen Rp 77 Triliun ke Negara

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU
(Dari kiri) Dirut BTN Nixon LP Napitupulu, Dirut BNI Royke Tumilaar, Dirut BRI Sunarso, Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi dan Dirut BSI Hery Gunardi saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Rapat tersebut membahas evaluasi kinerja korporasi triwulan III tahun 2024 dan penyampaian rencana kerja dan peta jalan korporasi tahun 2025.
16/11/2024, 08.59 WIB

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp 77 triliun dalam kurun waktu 2019 hingga September 2024.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan, kontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp 53,4 triliun dan dividen Rp 23,6 triliun.

"Seiring dengan pertumbuhan bisnis, kontribusi kami terhadap negara terus meningkat, baik dari setoran pajak maupun pembayaran dividen. Hingga September 2024, kontribusi kita sudah mencapai Rp 77 triliun, dengan Rp 23,6 triliun berasal dari dividen dan Rp 53,4 triliun dari pajak," kata Royke dalam keterangan resmi, Jumat (16/11).

Meskipun ada tekanan eksternal seperti dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, kinerja saham BNI hingga September 2024 tetap menunjukkan hasil yang cukup baik.

Meskipun tantangan dari faktor domestik dan global terus ada, Royke optimis BNI akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di Indonesia seiring dengan kinerja yang solid dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Royke juga memaparkan berbagai pencapaian positif dalam kinerja keuangan BNI hingga kuartal III-2024. Di antaranya, BNI mencatatkan total aset sebesar Rp 1.068 triliun, atau tumbuh 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kredit yang disalurkan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 9,5 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun dari Current Account Savings Account (CASA) juga mencatatkan kenaikan 5,5 persen, dengan CASA ratio tetap terjaga di level yang sehat, yaitu 70,3 persen," ungkap Royke.

Selain itu, rasio Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BNI berada di angka 95,3 persen, menunjukkan manajemen likuiditas yang baik. Return on Equity (ROE) tercatat 14,7 persen, dan kualitas kredit BNI juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, dengan Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dijaga pada level 2 persen.

Tidak hanya itu, Royke juga menyampaikan bahwa BNI memiliki rasio kecukupan modal yang sangat baik, yakni di level 21,8 persen, yang mencerminkan kekuatan modal yang solid. Sebagai hasil dari kinerja yang positif ini, laba BNI tumbuh menjadi Rp16,3 triliun pada kuartal III-2024.

"Dengan pencapaian-pencapaian tersebut, BNI terus menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis," tutup Royke.