WPRF 2024: Manusia Akan Tertinggal Jika Tak Menggunakan AI

Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Indonesia, Steve Saerang.
21/11/2024, 18.11 WIB

Indosat Ooredoo Hutchison Indonesia menyebut manusia akan tertinggal jika tak menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kehidupan.

Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Indonesia, Steve Saerang, menegaskan bahwa penggunaan AI tidak dapat dihindari. Namun, ia mengingatkan bahwa yang terpenting adalah tetap berada selangkah lebih maju dengan menyadari bahwa manusia memiliki berbagai keterbatasan, seperti keterbatasan waktu dan kemampuan.

Kita perlu belajar keterampilan baru, kita harus belajar sesuatu setiap hari. Dan hal ini juga berlaku untuk dunia AI,” kata Steve dalam World Public Relations Forum (WPRF) 2024 bertajuk Artificial Intelligence & Human Intelligence di Nusa Dua, Bali, Kamis (21/11). 

Mengutip CEO Nvidia, Jensen Huang, Steve menyampaikan bahwa 300 tahun lalu, jika seseorang mengatakan manusia bisa berlari 10 kali lebih cepat dari kuda, hal itu dianggap mustahil. Namun, kini hal tersebut telah menjadi kenyataan melalui inovasi teknologi AI. 

"Jangan takut AI menjadi manusia super, tetapi gunakanlah AI untuk membuat Anda menjadi manusia super," ujar Steve. 

Ia menekankan bahwa AI adalah alat untuk mendukung manusia, bukan menggantikan keberadaan manusia.

“Namun, Anda akan tertinggal jika Anda tidak menggunakan AI,” ucapnya. 

AI untuk Bertahan Hidup

Selain itu, ia menjelaskan bahwa sejak lahir manusia memiliki empati, kreativitas, dan etika yang tidak bisa ditiru oleh teknologi. Namun, keterbatasan waktu sering menjadi tantangan, sehingga teknologi seperti komputer, machine learning, deep learning, hingga kecerdasan buatan (AI) hadir untuk mengatasi kendala tersebut. 

 Menurutnya, AI dirancang untuk memecahkan masalah dengan menawarkan efisiensi, efektivitas, dan kemampuan multitasking yang melampaui manusia. Steve menegaskan bahwa AI bergantung pada data yang disediakan manusia dan tidak akan bisa menggantikan peran manusia sepenuhnya. 

Ia membagi AI menjadi tiga jenis yaitu AI sempit, seperti Siri dan Google Assistant, AI umum, yang digunakan dalam Industri 4.0 dengan robotika dan humanoid serta AI super, yang secara teoritis diklaim mampu beroperasi tanpa data manusia.

Namun, ia menilai AI superkomputer ini tidak mungkin terwujud karena manusia selalu bertahan hidup dengan kemampuan adaptasi dan pemenuhan kebutuhan mendasar. Menurut Steve, perkembangan AI harus tetap realistis dan tidak melupakan tujuan utamanya, yakni mendukung keberlangsungan hidup manusia.

“Dan AI digunakan sebagai alat untuk bertahan hidup,” ucapnya.

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila