PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI membidik kenaikan dana pihak ketiga (DPK) dari Tabungan Haji BSI menjadi Rp 20 triliun pada akhir 2025. Hal ini seiring dengan proyeksi BSI menambah dua juta akun tabungan haji sehingga total menjadi 7,6 juta number of account (NoA) pada 2025.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, BSI optimistis dapat mewujudkan proyeksi tersebut karena saat ini nasabah lebih mudah mendaftar haji dengan kehadiran aplikasi BYOND by BSI. Menurut data BSI, jumlah tabungan haji di BSI per Desember 2024 mencapai 5,6 juta NoA dengan jumlah dana Rp 14,5 triliun, atau tumbuh 15,5% secara tahunan atau year on year (yoy).
“Melalui BYOND, kami berusaha menghadirkan solusi terintegrasi dan inovatif agar seluruh layanan keuangan, termasuk persiapan ibadah haji, dapat diakses,” kata Anton dalam keterangan resmi, Kamis (16/1).
Menurut data BSI, calon jemaah haji yang merupakan nasabah BSI dan akan berangkat ke Tanah Suci mencapai 185 ribu orang. Jumlah ini sekitar 83,8% dari total kuota haji yang diterima Indonesia yaitu 221 ribu orang.
“BSI telah menyiapkan infrastruktur dan layanan untuk para jemaah melunasi BPIH-nya,” kata Anton. Ia juga mengatakan layanan pendaftaran haji secara online di BSI juga terus meningkat, tahun ini sebesar 56.055 jamaah atau 40% nasabah dilayani secara online.
Anton juga menyampaikan BRIS menargetkan pertumbuhan tabungan haji BSI sekitar 13% sampai dengan 15% sedikit lebih tinggi dari DPK BSI secara nasional. Ia juga menyebut haji menjadi salah satu fokus perseroan dalam menumbuhkan dana murah (DPK).
BSI memiliki market share tabungan haji terbesar di Indonesia. Setiap tahun, rata-rata jumlah jemaah haji Indonesia yang menabung di BSI hampir 80% hingga 83% secara tahunan.