Ratusan Calon Bersaing di Pilkada, Kampanye Bisa Kerek Konsumsi

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Para pendukung pasangan Anies-Sandi berkonvoi melintasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (19/4), setelah hasil hitung cepat semua lembaga survei memenangkan pasangan jagoannya.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
17/1/2018, 13.42 WIB

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan berdampak signifikan bagi peningkatan konsumsi masyarakat.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan, ada 171 kabupaten, kota dan provinsi yang akan memilik kepala daerah tahun ini. Jika di setiap daerah ada dua pasangan calon saja, maka setidaknya ada 684 calon kepala daerah dan wakilnya yang berkompetisi, di mana masing-masing calon akan mengeluarkan dana kampanye.

“Ya beda-beda lah provinsi berapa miliar, kabupaten atau kota sekian miliar. Tetapi tiap 680-an orang itu yang butuh spending dalam rangka kampanye," kata ujar Bambang saat menghadiri acara Danareksa bertajuk 'Economic and Investment Outlook 2018' di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (17/1).

(Bac ajuga: Jokowi Ingatkan Idrus Marham Penyaluran Bantuan Sosial Tidak Mudah)

Dana kampanye dari pasangan calon kepala daerah itulah yang dipastikan akan mendongkrak pengeluaran Lembaga Non Profit Melayani Rumah Tangga (LNPRT) hingga 20% lebih tinggi dibandingkan normal. Menurutnya, gejala ini juga terjadi pada 2014 lalu. "Tahun ini sekitar itu juga (pertumbuhan LNPRT)," ujarnya.

Pengeluaran kampanye melalui LNPRT itulah yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Ia menncontohkan, dari permintaan kaus untuk kampanye akan menambah pendapatan dari industri garmen, termasuk pekerjanya.

Selain Pilkada serentak, tahun ini juga akan ada dua event besar, yakni Asian Games dan IMF-World Bank Annual Meeting. “Jadi kami katakan 2018 adalah tahun potensi," ujar dia.

(Baca: Alasan Jokowi Pertahankan Airlangga Meski Jabat Ketum Golkar)

Secara lebih rinci, ia menjabarkan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tahun ini akan ditopang beberapa indikator. Di antaranya, konsumsi rumah tangga diperkirakan mencapai 5,1% dan LNPRT tumbuh 5,8%. Lalu pengeluaran pemerintah diprediksi tumbuh 3,8% dan investasi 6,3%. Sementara ekspor diproyeksi tumbuh 5,1% dan impor 4,5%.

"Seperti pengalaman 2014, pada 2018-2019 kami anggap tahun politik adalah potensi. Pengusaha yang bukan enterpreneur menurut saya pasti akan main aman. Tapi yang enterpreneur akan ambil langkah duluan," ujar Bambang.

Terkait investasi, ia yakin pertumbuhan Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) bisa mencapai 6,3%. Itu karena investasi yang masuk melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) semestinya sudah bisa direalisasikan tahun ini.

(Baca: Jokowi Lantik Idrus Marham Jadi Mensos, Moeldoko Gantikan Teten)

Hal ini pun diamini oleh Direktur Promosi Sektoral BKPM Ikmal Lukman, yang mengatakan bahwa realisasi investasi sejak Januari hingga September 2017 sudah mencapai Rp 513,2 triliun. "Dari investasi yang masuk di 2017 itu benar, semestinya realisasinya sudah terjadi di tahun ini," tutur dia.

Reporter: Desy Setyowati