Dolar Amerika Serikat (AS) tercatat melemah terhadap mayoritas mata uang Asia pada perdagangan Kamis (14/12). Pelemahan terjadi setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan bunga dana alias Fed Fund Rate sebesar 0,25% ke level 1,25-1,5% pada Rabu (13/12) waktu setempat.
Mengacu pada data Bloomberg pukul 12.00 WIB, dolar tercatat melemah terhadap won korea (0,33%), ringgit Malaysia (0,23%), bath Thailand (0,24%), rupiah (0,21%), rupe India (0,17%), yen Tiongkok (0,15%), dolar Taiwan (0,1%), dan peso Filipina (0,07%). Dolar AS hanya menguat tipis, kurang dari 0,1% terhadap yen Jepang dan dolar Singapura.
Para pelaku pasar mengatakan, tekanan terhadap dolar AS terjadi lantaran The Fed tidak mengubah proyeksi kenaikan bunga dana tahun depan, yaitu sebanyak tiga kali. Nilai tengah prediksi tingkat fed fund rate juga tidak naik yaitu 2,1% di akhir tahun. Padahal, proyeksi The Fed mengenai pertumbuhan ekonomi AS menguat dari semula 2,1% menjadi 2,5% pada tahun depan.
Kepala Trading Asia Pasific untuk Oanda Singapura Stephen Innes mengatakan, beberapa pelaku pasar terlanjur berspekulasi The Fed bakal menaikkan proyeksinya menjadi empat kali. “Dari perspektif pasar, siapapun yang bersandar pada pendapat demikian pada dasarnya berlari keluar (setelah mengetahui proyeksi tidak berubah),” kata Innes seperti dikutip Reuters. Hal inilah yang menyebabkan tekanan tehadap dolar AS.
Hingga Kamis (14/12) siang ini, dolar AS juga tercatat masih melemah terhadap mata uang utama dunia. Hal itu tercermin dari indeks dolar AS (DXY) yang masih berada di kisaran 93,3-93,4, melorot dari sebelum pengumuman Fed Fund Rate, yaitu 94,1 pada Selasa (12/12).