Ekonomi Tertinggal dari ASEAN, Sri Mulyani Genjot Pariwisata

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Sejumlah wisatawan tiba di dermaga Serangan, Denpasar, Bali, 21 Desember 2016.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yuliawati
28/11/2017, 12.13 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III yang sebesar 5,06%, tertinggal dibanding negara di Asia Tenggara lainnya (ASEAN). Untuk mengejar tertinggalan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mengandalkan pariwisata dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.

Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi akan semakin baik, jika pemerintah menjaga kepercayaan dan optimisme kepada masyarakat dalam berusaha. Untuk menggenjot sektor pariwisata, pemerintah telah fokus mengembangkan 10 destinasi wisata baru di luar Bali. Harapannya, jumlah wisawatan meningkat sehingga bisa menggerakan ekonomi di dalam negeri terutama di tempat-tempat wisata.

"Kami memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan, terutama dari sisi pariwisata. Indonesia menyiapkan destinasi wisata di luar Bali. Walaupun Bali sekarang dihadapi dengan Gunung Agung, tetap bisa dikompensasi dengan destinasi lain," kata Sri Mulyani usai sosialisasi terkait Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 165 di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Senin (27/11) malam.

Sementara itu sebelumnya Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Agung membuat target jumlah wisatawan mancanegara tahun ini sebanyak 15 juta orang, kemungkinan tak akan tercapai.

Arief memprediksi, kunjungan wisman hanya akan sebesar 95% dari target 15 juta hingga akhir 2017. Alasannya, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali yang diperkirakan menyumbang 40% dari target nasional, akan berkurang signifikan.

(Baca: Ekonomi Kuartal III Lima Negara ASEAN Melaju, Indonesia Tertinggal)

Halaman: