Investasi Bakal Digenjot Agar Ekonomi 2018 di Atas Prediksi BI 5,26%

Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta
11/9/2017, 20.07 WIB

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tahun depan, di atas prediksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 5,26%. Pemerintah optimistis target tersebut tercapai dengan menggenjot investasi swasta tumbuh 6,3%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, salah satu upaya pemerintah dalam mendorong investasi yaitu berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar perusahaan milik negara meningkatkan belanja modal (capital expenditure/capex).

"Kami koordinasi dengan Menteri BUMN (Rini Soemarno) untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka BUMN perlu optimalkan neraca dalam ekspansi balance sheet-nya," kata dia saat Rapat Kerja dengan Komisi Keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/9). (Baca juga: Desak Pemda Tarik Investasi, Pemerintah Pertimbangkan Hukuman)

Selain itu, pemerintah juga mendorong pembiayaan usaha dari pasar modal, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI), dan dana internal di tiap-tiap korporasi. Maka itu, pemerintah harus memastikan stabilitas ekonomi tetap baik dan melanjutkan paket kebijakan ekonomi dalam rangka meningkatkan iklim investasi.

"Dengan pemerintah keluarkan paket kebijakan dan simplifikasi perekonomian juga bahkan insentif dari fiskal atau perpajakan. Maka membuat perusahaan atau korporasi punya keyakinan untuk investasi sehingga berkontribusi terhadap ekonomi dan ciptakan kesempatan kerja. Ini yang kami upayakan di 2017 dan 2018 ke depan," kata dia. (Baca juga: Pacu Investasi, Jokowi dan Sri Mulyani Evaluasi Insentif Pajak)

Pemerintah menargetkan, capital inflow mencapai Rp 885 triliun tahun depan. Sementara itu, penyertaan modal asing (PMA) dan penyertaan modal dalam negeri (PMDN) ditarget mencapai Rp 779 triliun. Sedangkan capex diharapkan mencapai Rp 523 triliun.

Di sisi lain, Sri Mulyani memahami masih ada tantangan pembiayaan usaha lantaran penyaluran kredit perbankan masih terbatas. Berdasarkan perhitungannya, agar ekonomi bisa tumbuh 5,4%, kredit harus disalurkan senilai Rp 483 triliun. Sementara tahun ini, kredit ditarget senilai Rp 370 triliun untuk menyokong ekonomi tumbuh 5,2%. 

"Untuk kredit investasi harus tumbuh tinggi kalau di 2017 sebesar 11-13%,  jadi 13-15% di 2018. Ini ambisius. Tapi kalau mereka perbaiki neracanya kami harap bisa tumbuh," ucapnya.

Adapun Komisi Keuangan DPR dan pemerintah menyepakati target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% dan inflasi 3,5% tahun depan. Di sisi lain, tingkat kemiskinan sebesar 9,5-10% dan tingkat pengangguran 5-5,3%, rasio gini (alat ukur ketimpangan) 0,38%, dan Indeks Pembangunan Manusia 71,5.