KATADATA - Keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian semakin meningkat pada bulan November lalu. Pandangan tersebut tecermin dari hasil Survei Konsumen pada November 2015 oleh Bank Indonesia (BI), yang dipublikasikan BI, Rabu lalu (2/12).
Survei bulanan dilakukan kepada sekitar 4.600 rumahtangga di 18 kota seluruh Indonesia. Berdasarkan survei, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November 2015 mencapai 103,7 atau naik 4,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Alhasil, keyakinan konsumen berada di level optimistis (>100). Kenaikan IKK tertinggi terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan.
Menguatnya keyakinan konsumen itu didorong oleh kenaikan dua indeks pembentuknya. Pertama, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) melesat 5,1 poin menjadi 92,6. Sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) naik 3,6 poin menjadi 114,8.
Peningkatan IKE dan IEK ini terutama didorong oleh membaiknya optimisme responden survei tersebut terhadap ketersediaan lapangan kerja, baik saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya maupun enam bulan mendatang. Faktor pendukung lain kenaikan indeks kondisi ekonomi adalah indeks pengahsilan saat ini dan indeks ketepatan aktu pembelian barang tahan lama meningkat masing-masing 2,6 dan 2,8 poin.
Sementara itu, kenaikan indeks optimisme konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan didorong oleh peningkatan pada seluruh komponen pembentuknya. Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja enam bulan mendatang naik 4,4 poin dari bulan sebelumnya menjadi 96,8. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok responden dengan pengeluaran Rp 1 juta-Rp 2 juta. Adapun indeks ekspektasi kegiatan usaha dan indeks ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan meningkat masing-masing 4,2 dan 2,1 poin.
Meski tingkat keyakinan meningkat, konsumen dibayang-bayangi oleh potensi kenaikan harga hingga Februari tahun depan. Indikasinya adalah Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang naik tipis 0,6 poin menjadi 152,3. Kenaikan harga itu diperkirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas, dengan peningkatan terbesar terjadi pada kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar.
Adapun tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (Mei 2016) juga diperkirakan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) enam bulan mendatang sebesar 160,5 atau naik 3,1 poin dari bulan sebelumnya. Ekspektasi kenaikan harga, baik 3 bulan maupun enam bulan mendatang, diperkirakan akibat rencana pemerintah mengurangi subsidi tarif dasar listrik (TDL) pada tahun depan. “Terutama untuk pelanggan pengguna listrik berdaya 450-900 VA,” seperti tercantum dalam hasil survei BI tersebut.
Hasil survei juga menunjukkan porsi pendapatan responden yang digunakan untuk konsumsi pada November 2015 naik 0,2 persen dari bulan sebelumnya menjadi 68,4 persen. Porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan juga naik 0,1 persen menjadi 13,1 persen. Namun, porsi tabungan terhadap pendapatan turun 0,2 persen menjadi 18,5 persen.