Realisasi Investasi Kuartal II Turun 8,9%, PMDN Paling Anjlok

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Penanaman modal dalam negeri atau PMDN pada kuartal II 2020 tercatat Rp 94,3 triliun anjlok 16,4% secara kuartalan atau 1,4% secara tahunan.
22/7/2020, 12.55 WIB

Badan Koordinasi Penanaman Modal  mencatat realisasi invetasi kuartal II 2020 sebesar Rp 191,9 triliun. Angka tersebut anjlok 8,9% dibanding kuartal I atau turun 3,4% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut capaian tersebut jauh dari target kuartal II yang seharusnya lebih dari Rp 200 triliun. "Tetapi karena Covid-19 ini sangat berat," kata Bahlil dalam konferensi virtual, Rabu (22/7).

Meski demikian, investasi kuartal II berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 263.109 orang dari 34.658 proyek.

Nilai investasi kuartal II didominasi penanaman modal asing atau PMA dengan kontribusi mencapai 50,9% atau Rp 97,6 triliun. Namun, capaian tersebut menurun 0,4% secara kuartalan atau 6,9% secara tahunan.

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri  atau PMDN tercatat Rp 94,3 triliun, turun 1,4% secara tahunan dan 16,4% secara kuartalan. PMDN berperan 49,1% terhadap total investasi kuartal II 2020.

Dilihat dari sektornya, investasi listrik, gas, dan air masih menjadi yang paling besar dengan nilai Rp 30,5 triliun. Disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 27 triliun, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 20,7 triliun, industri makanan Rp 18 triliun, serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 15,2 triliun.

Jika dilihat dari lokasi penanaman modalnya, Jawa masih menjadi tujuan utama investasi yakni 52,4% atau Rp 100,6 triliun namun turun 7,6% secara tahunan. Realisasi investasi di Luar Jawa 47,6% atau Rp 91,3 triliun, turun 0,4%.

Adapun lima besar provinsi tujuan investasi yakni DKI Jakarta dengan nilai Rp 30,1 triliun, Jawa Barat Rp 28 triliun, Jawa Timur Rp 19,6 triliun, Banten Rp 13,6 triliun, dan Riau Rp 10 triliun.

Menurut Bahlil, kesenjangan tujuan investasi pada kuartal II yang semakin melebar merupakan salah satu dampak sistemik Covid-19. Padahal pada kuartal sebelumnya, masih ada beberapa wilayah Timur yang masih jadi tujuan investasi. "Kalau tidak salah saat itu ada Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara," ujarnya.

Lebih lanjut, Singapura menjadi negara terbesar asal investasi RI yakni US$ 2 miliar pada periode tersebut. Hong Kong berada di poisis kedua dengan nilai US$ 1,2 miliar, Tiongkok US$ 1,1 miliar, Jepang dan Korea Selatan masing-masing US$ 600 miliar. Secara tahunan, invetasi Korea Selatan tumbuh 101% sehingga berhasil masuk ke peringkat lima terbesar.

Reporter: Agatha Olivia Victoria