Soal Inflasi Tinggi, Ini Rekomendasi Bambang Brodjonegoro

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
inflasi
5/9/2022, 14.18 WIB

Lead Co-Chair T20, Bambang Brodjonegoro mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk membenahi suplai barang dan membuka perdagangan internasional secara luas untuk menahan laju inflasi. 

Bambang menyebut inflasi tinggi yang saat ini melanda sejumlah negara terjadi ketika permintaan terhadap barang melonjak tinggi di tengah upaya pemulihan ekonomi. Sayangnya, hal ini tidak diantisipasi dengan menjaga suplai. 

“Tantangan saat ini adalah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif, tetapi juga sekaligus menahan laju inflasi,” kata Bambang, dalam konferensi pers T20 Summit di Bali, Senin (9/5).

Bambang menuturkan perang Rusia-Ukraina telah membuat suplai bahan pangan dan energi menjadi kian memburuk. “Idealnya memang tidak ada perang,” kata Mantan Menteri Bappenas itu.

Kendati demikian, dalam jangka pendek negara-negara di seluruh dunia bisa mengaktifkan kembali perdagangan internasional untuk menahan inflasi. Menurutnya, jika perdagangan terbuka antar negara bisa kembali bergairah, suplai barang akan lebih terjamin. 

Sementara itu, Co-Chair T20 Yose Rizal Damuri menjelaskan dalam konteks yang lebih luas, T20 memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan dalam mendukung Presidensi G20. Terkait inflasi misalnya, T20 mengimbau negara-negara untuk tetap menjaga daya beli masyarakat. Ini bisa dilakukan dengan mengandalkan pinjaman multilateral untuk meningkatkan subsidi dan program sosial lainnya. 

Negara-negara juga disarankan untuk menghilangkan hambatan perdagangan internasional. Ini misalnya dengan menghindari praktik dumping dan pencabutan ‘subsidi ilegal’. “G20 harus mendorong transparansi dalam praktik perdagangan global terutama dalam hal koordinasi dan kerjasama,” tulis para akademi dalam rekomendasi kebijakan T20.

Rekomendasi T20 ini menjadi krusial sebab saat ini inflasi di sejumlah negara sudah sangat tinggi. Pada Juni 2022 misalnya, inflasi Amerika Serikat mencapai 9,1% yang merupakan rekor tertinggi sejak November 1981.

Sementara di Indonesia, inflasi pada Agustus mencapai 4,69%. Inflasi ini diprediksi bisa tembus hingga 6% di akhir tahun seiring dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. 



Reporter: Rezza Aji Pratama