Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bantuan langsung tunai (BLT) yang dirapel selama tiga bulan akan cair sebelum hari raya idulfitri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti potensi lonjakan inflasi menjelang ramadan dan hari raya idulfitri. Sehingga pemerintah harus tetap waspada walau inflasi nasional terkendali.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut negara-negara maju mulai memberi sinyal untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan yang kini dalam level tinggi.
The Fed masih memberi sinyal untuk kembali menahan suku bunga acuan karena mempertimbangkan risiko inflasi dan tidak ingin terburu-buru melonggarkan inflasi.
Bank Indonesia mewanti-wanti inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food telah melampaui tingkat rata-rata kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN).
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengingatkan potensi lonjakan harga pangan saat ramadan pada bulan Maret dan April 2024. Sehingga, kenaikkan harga tersebut akan mendorong laju inflasi nasional.
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan hari Jumat (1/3) kemarin. Seiring dengan penguatan tersebut, Nasdaq Composite catatkan rekor tertinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) tengah mewaspadai potensi kenaikan inflasi pada bulan ramadan yang akan jatuh pada bulan Maret dan April 2024. Hal ini seiring dengan meningkatkan harga pangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan inflasi dari 0,40% pada Januari 2024 menjadi 0,37% pada Februari 2024. Sementara secara tahunan, inflasi Indonesia mencapai 2,75%.
Indeks bursa Amerika Serikat ditutup turun pada hari Rabu (28/2). Salah satunya pemicunya adalah sentimen akan penantian laporan inflasi yang akan dirilis pada akhir minggu ini. Bagaimana situasinya?
Nilai tukar rupiah kembali melemah 0,10% ke level 15.645 pada awal perdagangan Rabu (28/2). Pelemahan diperkirakan masih berlanjut, dipicu rilis data ekonomi AS dan kekhawatiran inflasi harga beras.
Sejumlah analis memperkirakan pelemahan rupiah masih akan berlanjut pada hari ini karena tertekan kinerja ekonomi dan kebijakan moneter Amerika Serikat.