Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) tengah menyusun rencana pemberian bantuan hibah kepada Turki dan Suriah. Puluhan ribu korban meninggal di dua negera tersebut setelah diguncang gempa pekan lalu.
Direktur Utama LDKPI Tormarbulang Lumbantobing mengatakan, rencana tersebut masih dalam proses sehingga besarannya masih belum dipastikan. "Diberikan sesegera mungkin," ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (13/2).
LDKPI merupakan badan layanan umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan yang mengelola dana kerja sama internasional sekaligus pemberian bantuan. Dana yang dipakai LDKPI untuk membantu negara lain diperoleh dari dana abadi APBN yang ditempatkan pada instrumen investasi. Pada tahun lalu, LDKPI juga menyalurkan bantuan kepada Ukraina saat awal-awal perang sebesar Rp 3,6 miliar.
Gempa magnitudo 7.8 melanda bagian tenggara Turki dan Barat Laut Suriah pada Senin (6/2) pukul 04.17 waktu setempat. Musibah juga terjadi saat beberapa wilayah menghadapi musim ciaca dingin dan turun salju. Gempa meluluhlantahkan banyak bangunan mulai dari pemukiman hingga fasilitas umum.
Gempa itu disebut-sebut menjadi yang paling mematikan di Turki sejak 1939. Hingga Minggu (12/2), jumlah korban meninggal yang dilaporkan telah menembus 33.000.
Kementerian Kesehatan Indonesia sebelumnya telah mengirimkan tim medis dan logistik tahap awal untuk membantu korban gempa Turki dan Suriah. Bantuan yang dikirimkan terdiri dari 65 tenaga medis dan 2,5 ton logisik kesehatan.
Upacara pelepasan bantuan dilaksanakan di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (11/2), sedangkan tim medis akan berangkat pada Senin (13/2).
Tenaga medis yang dikirim terdiri dari dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan tenaga pendukung kesehatan. Dokter spesialis yang meluncur adalah spesialis bedah, orthopedi, ahli pediatri, ahli anestesiologi, spesialis kandungan, psikiater, dan spesialis emergensi.
Tim Kemenkes akan bergabung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dengan tambahan itu, maka total tenaga medis yang dikirimkan Pemerintah mencapai 104 orang.
Pemerintah juga akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2. Selain itu, sebanyak 2,5 ton logistik yang dikirim terdiri dari logistik non medis, pbat, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).