RI Cetak Surplus Kembar Neraca Pembayaran dan Transaksi Berjalan 2022

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi. Neraca Pembayaran Indonesia sepanjang tahun lalu membukukan surplus US$ 4 miliar.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/2/2023, 11.31 WIB

Bank Indonesia mencatat terjadi surplus kembar, yakni  pada neraca pembayaran Indonesia (NPI) dan neraca transaksi berjalan pada 2022. Kinerja ini didukung oleh kinerja ekspor yang moncer di tengah defisit pada transaksi modal dan finansial yang dipicu di pasar keuangan global.

NPI sepanjang tahun lalu membukukan surplus US$ 4 miliar. Realisasinya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 13,5 miliar karena aliran modal asing kaluar yang memicu defisit pada neraca transaksi finansial.

"Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat surplus didorong oleh kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang ketahanan sektor eksternal," kata Kepala Departemen Komunikasi Bi Erwin Haryono dalam laporannya, Senin (20/2).

Adapun NPI terdiri atas tiga neraca, neraca transaksi berjalan, neraca modal dan neraca transaksi finansial. Sepanjang tahun lalu, surplus pada NPI disumbangkan oleh neraca transaksi berjalan yang mencetak surplus hingga US$ 13,2 miliar, jauh di atas tahun sebelumnya US$ 3,5 miliar. Surplus tahun lalu setara 1% dari PDB, dari tahun sebelumnya 0,3%.

Erwin mengatakan, kinerja tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik. Nilai ekspor Indonesia tahun lalu sebesar US$ 291,98 miliar, naik 26% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit US$ 8,9 miliar seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Ini merupakan penurunan tajam setelah tahun sebelumnya berhasil membukukan surplus hingga US$ 12,5 miliar.

Meski demikian, BI memantau ada perbaikan pada transaksi modal dan finansial di akhir tahun seiring optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik. Selain itu, tekanan aliran keluar neto investasi portofolio juga mulai berkurang seiring mulai masuknya modal asing ke pasar surat utang pemerintah  sejak pertengahan kuartal empat.

Berbagai faktor positif itu mendorong defisit transaksi modal dan finansial kuartal empat sebesar US$ 0,4 miliar atau 0,1% PDB, lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar US$ 5,5 miliar atau 1,6% PDB.

BI sebelumnya memperkirakan NPI tahun ini tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB. Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan iklim investasi di dalam negeri yang tetap baik.

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," kata Erwin.


Reporter: Abdul Azis Said