Rilis Kartu Kredit Lokal, BI Tak Paksa Bank Tinggalkan Visa-Mastercard

Donang Wahyu|KATADATA
Ilsutrasi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/3/2023, 17.54 WIB

Bank Indonesia memastikan tidak ada kewajiban bagi bank-bank di dalam negeri untuk beralih dari perusahaan prinsipal kartu kredit asing ke kartu kredit domestik yang mulai diterbitkan dalam waktu dekat. Kartu kredit domestik ini nantinya akan beriringan dengan insiatif penerbitan kartu kredit pemerintah (KKP) domestik versi kartu fisik bulan depan yang akan memakai GPN.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin haryono menyebut peluncuran kartu kredit domestik itu dalam rangka menyediakan alternatif prinsipal kartu kredit lokal di tengah saat ini kebanyakan masih dari luar negeri. Dengan begitu, proses settlement atau penyelesaian transaksinya bisa dilakukan di dalam negeri. 

"Tetapi semua ini belum ada inisiatif untuk mewajibkan. Saya kira persaingan tetap harus ada, kalau nanti buktinya misalnya kartu kredit domestik memang lebih murah tetapi juga less secure, pasti nggak laku juga kan," kata dia dalam pelatihan wartawan di Yogyakarta, Sabtu (18/3).

Selain itu, Erwin menyebut tak adanya kewajiban untuk beralih ke kartu kredit domestik karena meski akan lebih mahal, penyedia internasional telah menawarkan layanan yang sangat canggih dan kemampuan yang mumpuni dalam mendeteksi risiko fraud. Dengan demikian, perbankan lokal yang akan menerbitkan kartu kredit nantinya bisa punya pilihan, ingin memakai prinsipal dalam negeri atau asing.

Meski demikian, ia menyebut insiatif kartu kredit domestik suda dimulai sejjak lama sebelum akhirnya siap meluncur antara akhir bulan ini atau awal bulan depan. Dengan persiapan yang suda lama, bank sentral juga berusaha membangun kemampuan yang tidak kalah handal, termasuk dalam aspek sistem pengendalian fraud.

Sementara, bank-bank dalam negeri yang menerbitkan kartu kredit dengan prinsipal asing seperti Visa dan Mastercard tentunya mengeluarkan biaya layanan atas setelmen transaksi yang dilakukan di luar negeri. Dengan demikian, Erwin menyebut penggunaan kartu kredit domestik harusnya bisa lebih murah karena memangkas biaya tersebut.

"Ini memberi kesempatan berbisnis di sistem pembayaran untuk pelaku-pelaku domestik. Karena margin yang didapatkan saat setelmen transaksi di luar negeri cukup besar padahal transaksinya di dalam negeri," kata Erwin.

Lebih lanjut, Erwin juga menyebut insiatif bank sentral itu bukan bermaksud 'anti' terhadap perusahaan prinsipal asing. Melainkan kartu kredit domestik itu diharap bisa membantu menjaga stabilitas sistem pembayaran domestik. Ketergantungan yang besar terhadap perusahaan tertentu menurutnya akan cukup berbahaya dalam situasi tertentu. 

"Sekarang BI berdiksi terus dengan industri, sekitar 90% sudah disepakati arragementnya, dan kemungkinan besar di akhir Maret atau awal April dilaunching yang disebut kartu kredit domestik," kata  Erwin.

Reporter: Abdul Azis Said