Ekspor Pakaian dan Sepatu Anjlok di Kuartal I Efek Lesunya Ekonomi AS

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi. Ekspor pakaian jadi dari tekstil ke AS anjlok 31,4% dibandingkan kuartal I tahun lalu, disusul ekspor ke Korea Selatan yang turun 4,92%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
17/4/2023, 13.09 WIB

Efek perlambatan ekonomi Amerika Serikat terhadap ekonomi Indonesia mulai terasa. Badan Pusat Statistik alias BPS mencatat, ekspor pakaian dan sepatu olahraga anjlok lebih dari 20% sepanjang kuartal pertama tahun ini, terutama untuk pengiriman ke Amerika Serikat. 

Ekspor pakaian jadi dari tekstil sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar US$ 1,74 miliar, turun 21,04% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 "Ekspor komoditas ini terutama turun untuk ekspor ke Amerika Serikat dan Korea Selatan," kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam konferensi pers daring, Senin (17/4).

Ekspor pakaian jadi dari tekstil ke AS anjlok 31,4% dibandingkan kuartal I tahun lalu, disusul ekspor ke Korea Selatan yang turun 4,92%. Namun penurunan itu dikompensasi dengan masih terjadi kenaikan pengiriman ke Jepang sebesar 14,93%.

Penurunan ekspor juga terjadi pada produk  sepatu olahraga. Nilai ekspor komoditas ini turun 27,24% menjadi US$ 1,13 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. 

Penurunan ekspor sepatu olahraga juga terjadi untuk pengiriman ke AS yang anjlok 39,61%. Ekspor ke Cina  dan Belgia juga turun masing-masing 38,28% dan 17,05%.

Permintaan di dalam negeri juga tidak begitu bagus sekalipun ada momentum Ramadan dan lebaran. Hal itu menyebabkan kinerja industri tekstil dan produk tekstil dinilai masih belum pulih. 

"Biasanya dari dua atau tiga bulan sebelum Ramadan orderan mereka sudah penuh, tapi tahun ini agak sedikit berbeda, mereka mengeluhkan orderannya sangat berkurang dan menurun hingga 30%," ujar Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja kepada Katadata.co.id, Senin (3/4).

Jemmy mengatakan, penurunan tersebut cukup signifikan jika dibandingkan tahun lalu. Pada 2022, pertumbuhan TPT cukup bagus hingga mencapai 70% baik ekspor maupun domestik. 

Imbas kinerja industri yang belum sepenuhnya pulih, Jemmy menyebut ratusan ribu buruh tekstil dan produk tekstil atau TPT juga masih dirumahkan imbas permintaan ekspor terutama ke Amerika Serikat dan Eropa belum pulih. "Permintaan ekspor menurun signifikan karena inflasi di Amerika Serikat dan Eropa," ujarnya

 

Reporter: Abdul Azis Said