Menlu Retno: Pembakaran Alquran di Swedia Menghina Muslim Dunia

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menlu Retno Marsudi mengingatkan bahwa tindakan pembakaran Alquran di Swedia bukanlah bentuk kebebasan bereksperesi, tetapi ekspresi kebencian terhadap Islam atau Islamofobia.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
13/7/2023, 06.34 WIB

Indonesia mengecam aksi pembakaran Alquran yang dilakukan seorang imigran keturunan Irak di Swedia belum lama ini. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut tindakan itu telah menghina umat muslim di seluruh dunia

"Indonesia mengutuk keras pembakaran Alquran di beberapa negara, termasuk di Swedia. Provokasi ini sangat menghina muslim di seluruh dunia," kata Retno dalam sebuah video keterangan resminya, Rabu (12/7).

Ia juga mengingatkan bahwa tindakan tersebut bukanlah bentuk kebebasan bereksperesi, tetapi ekspresi kebencian terhadap Islam atau Islamofobia. Ia bahkan menyebut 'orang waras' seharusnya dapat membedakan bahwa tindakan itu bukan bagian kebebasan berekspresi.

Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk berhenti menggunakan kebebasan berekspresi sebagai tameng atas aksi tersebut. Menurut dia, pasal 20 dalam Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) juga telah memandatkan negara untuk melarang advokasi kebencian terhadap agama. Hal ini tertuang dalam ayat kedua pasal tersebut yang menjelaskan bahwa segala advokasi kebencian kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi,permusuhan atau kekerasan harus dilarang oleh hukum.

Retno pun mendesak Komnas HAM dan pemangkut kepentingan lainnya untuk mengambil tindakan sepadan. "Dalam hal ini, diam bukanlah emas, diam berarti ikut andil (dalam kejahatan). Kebebasan berekspresi bukan berarti kebebasan untuk mendiskriminasi dan menyakiti orang lain," ujarnya. 

Belum lama ini dunia dihebohkan kembali oleh aksi pembakaran Alquran di Swedia. Kali ini dilakukan oleh seorang imigran asal Irak yang beberapa tahun terakhir sudah tinggal di Swedia bernama Salwan Momika.

Momika yang mengaku ateis itu merobek hingga membakar Alquran di depan sebuah masjid di ibu kota Swedia, Stockholm. Aksi ini dilancarkan bertepatan dengan momentum Hari Raya Idul Adha lalu. Motif utamanya untuk membuktikan bahwa kebebasan bereksperesi di negara nordik itu benar-benar terjamin.

Aksi tersebut kemudian mendapat kecaman keras dari negara-negara muslim dunia,tidak terkecuali Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri. Negara-negara muslim, yang diinisiasi Pakistan, kemudian membawa masalah ini ke rapat Dewan HAM PBB untuk mengecam tindakan itu sebagai "aksi kebencian terhadap Agama".

Namun demikian, suara negara-negara anggota PBB terbelah. Beberapa negara barat seperti AS, Inggris dan beberapa negara Uni Eropa seperti Jerman hingga Finlandia menolak mengecam tindakan pembakaran Alquran tersebut. 

Reporter: Abdul Azis Said