Studi PWC: Kontribusi Traveloka ke Perekonomian RI Capai Rp 150 T

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Petugas melayani konsumen pada acara Traveloka Travel Fair 2023 di Kota Kasablanka Mall, Jakarta, Rabu (31/5/2023). Sebanyak 91% partner yang disurvei termasuk UMKM menyebutkan bahwa Traveloka membantu mereka dalam memperluas jangkauan konsumennya.
Penulis: Agustiyanti
21/9/2023, 20.15 WIB

Unicorn Traveloka mencatatkan kontribusi terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB) Indonesia sebesar sekitar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 150 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS pada 2019-2022. Angka tersebut setara lebih dari 360 ribu tenaga kerja di Indonesia setiap tahunnya.

Kontribusi tersebut terekam dalam studi PwC Indonesia yang bertajuk Traveloka Impact Study. Adapun dari perhitungan kontribusi tersebut, sebesar US$ 4,5 miliar, di antaranya berasal dari industri pariwisata atau setara 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut. 

Kontribusi ini dinilai berdampak positif ke sektor lain, seperti pertanian dan energi yang menunjukkan keterlibatan ekonomi yang lebih luas.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh PwC,  kontribusi Traveloka terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di industri pariwisata, mencakup:

  • Pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi
  • Penciptaan lapangan pekerjaan
  • Aspek keberlanjutan
  • Mendorong lahirnya inovasi

President Traveloka Caesar Indra mengatakan, Traveloka hampir 12 tahun hadir sebagai penyedia solusi perjalanan untuk konsumen melalui teknologi. Perusahaan pun senantiasa mendedikasikan diri menghadirkan pengalaman terbaik untuk pengguna, serta mendorong inovasi dan pertumbuhan ekosistem pariwisata berkelanjutan. 

“Studi yang dilakukan oleh PwC akan membantu kami untuk memahami dan mengukur dampak ekonomi yang diberikan oleh perusahaan dan mengidentifikasi beragam peluang untuk dapat berkontribusi lebih jauh lagi untuk industri pariwisata Indonesia dan Asia Tenggara,” katanya dalam acara peluncuran “PwC Impact Study commissioned by Traveloka”  di Jakarta, Kamis (21/9).

Direktur PwC Indonesia Julian Smith mengatakan,  hasil studi ini menggambarkan hubungan simbiosis antara Traveloka dan perekonomia Indoensia. Studi tersebut menunjukkan pertumbuhan dan inovasi dalam periode di mana ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi hal yang sangat penting. 

“Menyaksikan Traveloka sebagai unicorn teknologi yang tidak hanya berkembang namun juga menjadi katalis perubahan positif di kawasan Asia Tenggara merupakan hal yang inspiratif dan dapat menjadi salah satu tolok ukur praktik bisnis yang berkelanjutan,” ujar dia.

Sebanyak 91% partner yang disurvei termasuk UMKM menyebutkan bahwa Traveloka membantu mereka dalam memperluas jangkauan konsumennya. Sebanyak 75% di antaranya menyebutkan bahwa pendapatan mereka mengalami peningkatan signifikan berkat program-program Traveloka. 

Program EPIC Sale dan Live Streams merupakan contoh inisiatif yang Traveloka lakukan untuk mendorong pertumbuhan bisnis mitra dan UMKM.

Studi PwC menunjukan kolaborasi antara Traveloka dengan seluruh mitranya, sebanyak 27% diantaranya berlokasi di luar provinsi Jawa dan Bali. 

“Ini menunjukkan pentingnya peran Traveloka di jantung ekosistem perjalanan dan pariwisata Indonesia,” katanya. Traveloka dinilai berdampak langsung sebagai penggerak bagi mitra-mitra di Indonesia yang memungkinkan para mitra untuk membuka akses ke pengguna dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan.

Sejalan dengan target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menarik 8,5 juta pengunjung pada tahun 2023, studi PwC menunjukkan bahwa platform Traveloka dapat menarik pengunjung baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. 

“Hasil studi menunjukkan bahwa mitra bisnis lokal Traveloka berhasil menarik 68% pelanggan dari luar provinsi mereka, dan 25% bahkan telah berekspansi ke pelanggan internasional,” kata Julian.

Tak hanya itu, hasil studi PwC juga menunjukkan bahwa mitra pelaku bisnis Traveloka di destinasi yang jarang dikunjungi mengalami peningkatan kunjungan. Sebanyak 67% mitra menyatakan bahwa Traveloka berperan dalam mempromosikan keragaman budaya dalam pariwisata domestik dan meningkatkan toleransi. 

Sementara, sebanyak 86% mitra disurvei mengakui dukungan Traveloka dalam mempromosikan produk dan layanan mereka, memperluas jangkauan pasar, hingga mendukung pariwisata lokal melalui akses digital.

Tren Wisata Masyarakat

Adapun Traveloka mengamati perubahan cara masyarakat Indonesia menikmati perjalanan pascapandemi. Berdasarkan pengamatan Traveloka, masyarakat yang semula  lebih memilih perjalanan dalam kelompok besar, sekarang lebih memilih pengalaman perjalanan dalam kelompok yang lebih kecil. 

Selain itu, menurut pengamatan Traveloka, terdapat peningkatan jumlah wisatawan perempuan dan Gen Z yang menikmati kebebasan pascapandemi. Golongan masyarakat ini biasanya mendapat inspirasi wisata yang kerap disebut “hidden gem” dari media sosial untuk memutuskan tujuan perjalanan berikutnya.

Berdasarkan survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88% pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.  Selain itu, 80% responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan. 

Oleh karena itu, Traveloka memasukkan opsi pemfilteran berlabel “Sustainable Tourism” dalam aplikasinya yang disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

Reporter: Lenny Septiani