Chatib Basri: Rupiah akan Terus Melemah Tapi Tak Seburuk Taper Tantrum

ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Dhoni Setiawan/aww.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan rupiah masih akan terus melemah.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
24/10/2023, 20.57 WIB

Nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh level 15.967 per dolar AS pada awal pekan ini. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melihat rupiah masih berpotensi terus melemah, tetapi tak akan seburuk periode taper tantrum pada 2013. 

Ia mengatakan, ekonomi dunia saat ini memang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Dalam satu bulan terakhir, tingkat imbal hasil atau yield dari US Treasury meningkat tajam. Dengan kondisi yield US Treasury yang meningkat, menurut dia, bank sentral AS, The Federal Reserve harus menaikkan suku bunga acuan. Kondisi tersebut memicu arus modal ke negara berkembang mengalami tekanan sehingga memeengaruhi nilai tukar mata uang, termasuk di Indonesia. 

“Kalau saya lihat kecenderungan yang terjadi di AS saat ini, saya menduga interest rate-nya masih akan naik. Tingkat bunga masih akan naik dan kita akan berhadapan dengan nilai tukar yang melemah,” kata Chatib dalam BNI Investor Daily Summit, Selasa (24/10).

Meski demikian, menurut dia, tingkat depresiasi nilai tukar rupiah kemungkinan masih terkendali jika dibandingkan dengan periode taper tantrum pada 2013. 

Taper tantrum adalah istilah yang digunakan media ekonomi untuk menggambarkan lonjakan imbal hasil surat berharga AS pada 2013 karena pengumuman Bank Sentral AS, The Federal Reserve tentang kebijakan pelonggaran kuantitatif di masa depan. The Fed kala itu mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi laju pembelian obligasi treasury, untuk mengurangi jumlah uang yang dimasukkan ke dalam perekonomian

“Situasi kita tidak seburuk yang terjadi pada 2013. Saya enggak terlalu khawatir sebetulnya, karena rupiah kita dibanding currency lain, depresiasinya sebetulnya relatif kecil hanya 2%,” kata Chatib.

Chatib menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini juga masih lebih baik dibandingkan banyak negara. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup di level 15.849 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah melemah 1,77% sepanjang tahun ini. Di sisi lain, baht Thailand terdepresiasi 4,59%, ringgit Malaysia  8,75%, dan yen Jepang 14,24%.

Mesk demikian, ia menyarankan BI perlu meredakan volatilitas di pasar keuangan. Bank sentral memiliki tiga opsi untuk merespons kondisi yang terjadi, di antaranya melepas exchange rate nya atau melepas rupiah, menaikkan tingkat suku bunga, atau melakukan manajemen capital flow.

“Buat BI sebetulnya sederhana, yang dikenal unholy trinity atau the catholic approach to monetary policy. Opsinya hanya tiga atau kombinasi dari ketiga itu,” kata Chatib.

Reporter: Zahwa Madjid