Menilik Cara 3 Capres Atasi Utang Indonesia

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto (kedua kanan), Ganjar Pranowo (kiri) dan Anies Baswedan (kanan) makan siang bersama saat melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Sorta Tobing
9/11/2023, 17.13 WIB

Sebanyak tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mulai menyampaikan beragam gagasan jelang Pilpres 2024. Ketiganya telah memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Salah satu yang menarik adalah kebijakan masing-masing capres dalam menangani utang di Tanah Air. Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri  Indonesia mencapai US$ 395,1 miliar atau Rp 6.205,3 triliun per akhir Agustus 2023.

Kemarin, Rabu (9/11), capres Anies Baswedan menyebut utang negara ini yang menggunung. Ia berjanji akan memperbaiki masalah ini. "Kami melihat problem-nya bukan nominalnya, tapi persentase (utang terhadap produk domestik bruto)," ucapnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom yang diselenggarakan INDEF dan CNBC Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta. 

Untuk menyelesaikan permasalahan utang, Anies menganggap harmonisasi antara swasta dan pemerintah diperlukan. Selain itu, peningkatan penerimaan tax cadaster dalam konteks penerimaan negara untuk mendorong industrialisasi

“Sari sisi pengeluaran, efisiensikan proyek-proyek, hindari duplikasi program, lalu ketidaktepatan subsidi,” kata Anies.

Dalam dokumen visi dan misi bertajuk Indonesia Adil Makmur untuk Semua, Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar berencana menurunkan rasio utang terhadap PDB. Angkanya dari 38,1% pada tahun ini menjadi 30% pada 2029.

Salah satu caranya merealisasikan hal itu adalah dengan mengoptimalkan komposisi utang dengan penerbitan surat berharga negara atau SBN yang terencana. “Guna memperoleh suku bunga terendah,” tulis dokumen tersebut.

Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming memiliki visi dan misi bertajuk Bersama Indonesia Maju. Di dalamnya tidak dijelaskan secara rinci mengenai target menyelesaikan utang RI. 

Namun, dalam salah satu misinya tertulis, keduanya akan memperbaiki tata kelola utang pemerintah dengan menggunakannya hanya untuk sektor-sektor produktif. Pasangan ini menganggap rasio utang pemerintah terhadap PDB yang saat ini sebesar 38% terendah di antara anggota G20.

Dalam sebuah acara di Jakarta Timur pada Selasa lalu, Prabowo membandingkan rasio utang Indonesia dengan negara lain. Jepang rasionya 266%, Italia 151%, dan Amerika Serikat 137%. "Utang kita salah satu yang terendah di dunia sekarang," ucapnya.

Terakhir, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Dalam dokumen visi-misi berjudul Menuju Indonesia Unggul, tidak ada kalimat yang membahas mengenai utang Indonesia. 

Namun, jika melihat pada bagian Fiskal Tangguh, tertulis misi keduanya adalah anggaran negara yang memadai, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien dengan optimalisasi sumber pendapatan. Ganjar-Mahfud juga berencana melakukan reformasi kelembagaan, dan efektivitas belanja negara.

Pada acara Sarasehan 100 Ekonom 2023, Ganjar sempat menyindir badan usaha milik negara (BUMN) karya yang merugi karena terbebani utang untuk mengerjakan proyek infrastruktur. Akibatnya, pemerintah terpaksa menyuntikkan modal ke perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut. 

"Ada enggak sih penalti buat mereka kalau tidak perform?" katanya. Apabila terpilih menjadi presiden, Ganjar akan mengkaji BUMN di bidang konstruksi tersebut. 

Reporter: Zahwa Madjid