Miniatur pesawat produksi asal Dramaga, Bogor ini setiap bulannya mencapai ribuan unit dengan beragam ukuran, mulai dari 20 cm hingga 2 meter. Bermacam jenis miniatur pesawat dapat dihasilkan di sini, mulai dari pesawat komersial, kapal luar angkasa hingga helikopter. Kerajinan ini dipasarkan hingga ke mancanegara sebagai cendera mata dan pajangan maskapai penerbangan di sejumlah seperti, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
Foto dan Teks: Yulius Satria Wijaya
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Sentra kerajinan miniatur milik Harto Al karim pria asal Makassar ini telah malang melintang di industri ini selama puluhan tahun, hingga sekarang setiap bulan bengkelnya mampu memproduksi ribuan miniatur berbagai jenis pesawat.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Perajin saat menyelesaikan kerajinan miniatur pesawat terbang di Desa Cangkrang Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (22/8). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Pembuatan miniatur sangat membutuhkan ketelitian, dan harus memahami benar bentuk dan jenis pesawatnya, karena pelanggan terutama maskapai penerbangan menghendaki miniatur mirip dengan aslinya.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Miniatur pesawat produksi bengkel ini setiap bulannya mencapai ribuan unit dengan beragam ukuran, mulai dari 20 cm hingga 2 meter. Bermacam jenis miniatur pesawat dapat dilihat di sini, mulai dari pesawat komersial, kapal luar angkasa hingga helikopter.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Kerajinan miniatur pesawat tersebut dijual dengan kisaran harga Rp100 ribu hingga puluhan juta tergantung jenis dan ukuran, dan dipasarkan hingga ke mancanegara sebagai cendera mata dan pajangan maskapai penerbangan di sejumlah Negara.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Bagi pecinta miniatur pesawat terbang, bisa langsung datang ke Bogor tepatnya di daerah Dramaga, ke sentra kerajinan replika pesawat yang berbahan dasar resin dengan bahan tambahan metal dan kayu.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Bahan baku pembuatan miniatur pesawat ini utamanya fiber plastik cair. Dari bahan baku fiber ini dilakukan proses pencetakan badan pesawat, sayap dan mesin pesawat.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Pencetakan membutuhkan waktu 15 menit hingga pengerasan, selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari lalu dilakukan proses penghalusan dengan mendempul bagian-bagian yang belum rata. Selanjutnya dihaluskan dengan diamplas sebelum akhirnya dicat sehingga diperoleh hasil akhir yang sempurna.
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Para perajin di Desa Cangkrang, Bogor, Jawa Barat itu membuat beragam jenis miniatur pesawat terbang, yang produksinya sudah menembus pasar Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.