Pada Jumat siang hingga sore, 4 November lalu, kawasan sekitar Monas dan Medan Merdeka seperti menjadi episentrum kegiatan warga Jakarta. Ratusan ribu orang, atau lebih persisnya mungkin sekitar 500 ribu orang, menyesaki semua area di kawasan tersebut.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa, yang dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI), untuk menuntut pemerintah agar segera memproses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebab, sang gubernur yang kini juga mencalonkan diri kembali tersebut, dianggap telah menistakan agama Islam.
Aksi yang mayoritas diikuti umat dan organisasi massa Islam ini, semula berlangsung damai dari siang hingga sore ini. Kondisi tersebut berhasil membuat tenang hati para pelaku pasar dan investor sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik pada penutupan perdagangan, Jumat sore. Sedangkan mata uang rupiah bergerak stagnan.
Namun, setelah aksi tersebut berakhir pukul 18.00 WIB, malah meletus bentrokan. Sejumlah peserta aksi terlibat baku hantam dan saling lempar dengan aparat keamanan. Gas air mata pun berkali-kali ditembakkan polisi ke arah kerumunan massa.
Akibatnya beberapa orang terluka, baik dari massa demonstran maupun aparat keamanan. Beberapa kendaraan pun hangus terbakar. Aksi unjuk rasa damai itu pun menjadi ternoda.
Donang Wahyu|KATADATA
Massa mencoba menerobos kawat berduri yang dipasang oleh petugas untuk mencegah pengunjuk rasa mendekati Istana Merdeka saat unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11).
Donang Wahyu|KATADATA
Pengunjuk rasa berpose di depan petugas keamanan saat aksi unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11). Aksi tersebut menuntut pemerintah segera memproses secara hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Massa mencoba menerobos kawat berduri yang dipasang oleh petugas untuk mencegah pengunjuk rasa mendekati Istana Merdeka saat unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11).
Donang Wahyu|KATADATA
Massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merusak kawat berduri saat aksi unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11). Aksi tersebut menuntut pemerintah segera memproses secara hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11). Mereka menuntut proses hukum secepatnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11). Mereka menuntut proses hukum secepatnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11). Mereka menuntut proses hukum secepatnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merusak kawat berduri saat aksi unjuk rasa di Jakarta, Jumat (4/11). Aksi tersebut menuntut pemerintah segera memproses secara hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena dianggap telah menistakan Agama Islam.
Donang Wahyu|KATADATA
Seorang petugas keamanan mengintip dari balik tameng para demonstran saat unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11).
Donang Wahyu|KATADATA
Para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11). Mereka menuntut proses hukum secepatnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah menistakan Agama Islam.