Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dituntut melahirkan inovasi agar mampu bersaing dengan usaha besar yang lebih mapan maupun usaha dari luar negeri. Keunggulan inovasi ini pula yang mengantarkan empat pelaku UKM sebagai finalis "DBS BIG (Bring Indonesia to Global): Creative Business Challenge 2016" di antara sekitar 150 peserta kompetisi tersebut.
Pertama, Super Roti, yaitu usaha roti dengan bahan bekatul. Kedua, Shonen Fight, usaha di bidang industri komik lokal. Ketiga, Startic yang memproduksi busana dengan memanfaatkan barang-barang daur ulang dari sisa kertas semen. Keempat, Copycino, yang bergerak di bisnis aplikasi percetakan digital gratis dengan sasaran pengguna pelajar dan mahasiswa.
Para finals mempresentasikan model bisnisnya di hadapan dewan juri yang terdiri dari Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Strategi dan Pengembangan PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung, Head of Marketing Bukalapak Bayu Sherli Rachmat, CEO Sintesa Group Shinta Kamdani, dan Editor in Chief & Chief Community Officer Femina Petty S. Fatimah.
Hasilnya, Shonen Fight terpilih sebagai juara pertama. Sedangkan juara kedua dan ketiga masing-masing Copycino dan Super Roti. Menurut Triawan, saat gejolak terjadi pada 2008, UKM menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Peranan UKM sangat penting mengingat mereka menyumbang 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” katanya dalam acara final DBS BIG 2016 di Jakarta, Senin (15/8).
Pengusaha kawakan Sandiaga Uno yang turut hadir dalam acara itu mengatakan, UKM jika dikembangkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 7 persen. Selain itu, menciptakan 17 kali lapangan kerja lebih banyak.
Kompetisi DBS BIG ini diikuti oleh sekitar 150 peseta yang bergerak pada bidang ekonomi kreatif, yaitu pada enam subsektor seni rupa, kerajinan tangan, fesyen, animasi video, kuliner, aplikasi hingga pengembangan permainan digital.