Samadikun Hartono tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam, sekitar pukul 22.00 WIB, dengan menumpang pesawat jet carteran bernomor penerbangan VJT 479 D. Tak terlihat guratan kelelahan di wajahnya, meski telah menempuh penerbangan selama lebih lima jam dari Cina. Sebaliknya, pria berusia 68 tahun ini terlihat berjalan tenang di samping Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso.
Di depan ruang Very Important Person (VIP), mereka disambut rombongan Jaksa Agung HM Prasetyo. Sambil mencangklong tas di bahunya, Samadikun tetap tenang melihat Sutiyoso berpelukan dengan Prasetyo. Pemandangan ini kontras dengan ekspresi gembira dan senyuman yang menghiasi wajah kedua pejabat tinggi negara itu dan para anggota rombongannya.
Momen itu memang patut disambut penuh sukacita oleh pemerintah. Sesaat sebelum Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan yang memperkuat vonis empat tahun penjara terhadap Samadikun pada Mei 2003, dia sudah kabur ke luar negeri. Ia pun menjadi buronan pemerintah Indonesia setelah divonis bersalah membobol dana bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sekitar Rp 2,5 triliun untuk Bank Modern miliknya saat krisis ekonomi 1997-1998 silam. Pengadilan memutuskan kerugian negara dalam kasus ini sebesar Rp 169 miliar.
Pemilik nama Ho Sioe Kun ini menambah panjang daftar pembobol dana BLBI yang kabur ke luar negeri untuk menghindari vonis hukuman pengadilan. Namun, setelah 13 tahun tak ada kabar beritanya, otoritas intelejen Cina menangkap Samadikun saat hendak menonton Formula 1 Shanghai, Cina, 14 April lalu.
Mendengar kabar tersebut, Sutiyoso mempersingkat lawatannya ke Eropa dalam rangka mendampingi Presiden Joko Widodo. Kepala BIN ini langsung terbang ke Cina untuk mengurus proses pemulangan Samadikun ke Indonesia. "Ia (Samadikun) memiliki lima paspor untuk mengelabui pengejaran aparat Indonesia. Saat ditangkap, dia menggunakan paspor Gambia dengan nama Tan Cimi Abraham," kata Sutiyoso saat konferensi pers bersama Prasetyo di ruang VIP, Halim Perdanakusuma.
Sementara Samadikun tak hadir dalam konferensi pers tersebut. Dia mungkin sedang duduk tenang di tempat lain sambil tetap mencangklong tas, dengan tangan yang bebas...tanpa diborgol.