Agenda utama pembentukan dana pungutan ekspor minyak sawit (CPO) mulai terwujud. Bermodalkan dana tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit memulai program peremajaan atau penanaman kembali (replanting) perkebunan sawit rakyat.
Rabu (20/4) pekan lalu, BPDP menyalurkan dana bantuan tersebut senilai Rp 6,75 miliar kepada 135 petani kelapa sawit di Riau. “Hari ini para petani sudah resmi menerima dana bantuan di rekening masing-masing. Dananya hanya bisa dicairkan sesuai kebutuhan dan jadwal replanting,” kata Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi.
Secara simbolis, dia melakukan penanaman perdana peremajaan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau. Para petani menerima bantuan dana masing-masing Rp 25 juta. Petani yang dibantu hanya yang mempunyai lahan kurang dari 4 hektare per kepala keluarga.
Bayu menjelaskan, selama tahun ini terdapat tujuh proyek perkebunan sawit di atas lahan seluas 4.200 hektare yang telah siap melakukan program peremajaan. Lokasinya tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Mayoritas berada di Sumatera Selatan dan Riau.
”Diperlukan dukungan dan sinergi semua pemangku kepentingan dalam program peremajaan kebun kelapa sawit,” kata Bayu. Selain menggandeng pemerintah daerah dan petani, program ini tetap membutuhkan dukungan dari pihak perbankan, di samping mitra termasuk perusahaan, perguruan tinggi dan LSM.
Arief Kamaludin|KATADATA
Salah satu area replanting perdana pohon kelapa sawit plasma di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani kelapa sawit yang menjadi anggota KUD Mulus Rahayu, Siak, Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani kelapa sawit saat penyerahan dana bantuan peremajaan Kebun Sawit Plasma di Siak, Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Kebun pembibitan kelapa sawit di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani melakukan proses penanaman ulang (replanting) pohon kelapa sawit di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Tanaman yang sudah berusia lebih dari 25 tahun perlu diremajakan untuk memastikan tingkat produktivitas sesuai dengan kebutuhan industri, kelangsungan industri sawit serta kesejahteraan petani.
Arief Kamaludin|KATADATA
Direktur Utama BPDP Sawit Bayu Krisnamurthi mengatakan, kelapa sawit adalah sektor unggulan yang menghasilkan devisa terbesar bagi Indonesia. Namun, kondisi yang sudah berusia lebih 25 tahun perlu diremajakan untuk memastikan tingkat produktivitas sesuai dengan kebutuhan industri.
Arief Kamaludin|KATADATA
Kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan yang menghasilkan devisa terbesar bagi ekonomi Indonesia.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani mengumpulkan butiran buah kelapa sawit yang jatuh berhamburan saat panen di salah satu perkebunan di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani melakukan panen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Ada sekitar 4.200 hektare (ha) lahan sawit rakyat yang siap diremajakan (replanting).
Arief Kamaludin|KATADATA
Selain menggandeng pemerintah daerah dan petani, pengelolaan perkebunan sawit yang berkelanjutan membutuhkan dukungan perbankan, LSM, serta perguruan tinggi dan perusahaan.
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Wisman (48 tahun), yang memanen buah sawit PT Inti Indosawit Subur di Riau.
Arief Kamaludin|KATADATA
Buah kelapa sawit hasil panen di salah satu perkebunan di Riau.