Meski lahan pertanian di Jakarta amatlah sempit, bertani bukanlah hal yang mustahil. Memanfaatkan lahan yang sedikit, sejumlah orang menanami lahan tidur di tepian Sungai Ciliwung, Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tanaman anggur, cabai, labu dan sayur-sayuran tumbuh subur di lahan seluas 700 meter yang ditanam Andi bersama kawan-kawan kelompok Mandiri Indah Tani. Jatuh bangun dan kehilangan lahan akibat tergerus banjir sudah menjadi hal biasa.
Meski begitu, Andi dan kawan-kawan tetap tabah menekuni kegiatan bertani. Sejak lima tahun silam, lahan yang tadinya berupa semak belukar penuh tanaman liar, disulap menjadi ladang cabai, gambas, kopra, sawi, timun suri, terong, dan anggur.
Tidak tanggung-tanggung, ladang sederhana tersebut pernah menghasilkan panen cabai hingga dua ton pada 2017 lalu. Awal Mei tahun 2019, Andi sukses memanen 25 kilogram kacang panjang setelah melewati masa tanam selama 45 hari.
Bagi Andi, keuntungan dari bertani di tepi sungai mungkin tidak seberapa besar dan sangat kurang untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tetapi menurutnya, ada kepuasan batin ketika memberikan hasil panen kepada yang membutuhkan secara cuma-cuma.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Aji Sukardi (75) merawat tanaman cabai di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Andi (50) menyiram tanaman di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Andi (50) merawat tanaman cabai di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Andi (50) merawat tanaman di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Andi bersama kawan-kawan Kelompok Mandiri Indah Tani beristirahat di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Potret Mumu (75) dan Aji Sukardi (73) di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Potret Aji Sukardi (73) di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Potret Andi (50) di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ondi (44) menyiram tanaman di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Andi (50) beribadah di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Apung (56) dan Andi (50) merawat tanaman cabai di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ondi (44) menyiram tanaman di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Tanaman di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Aji Sukardi (73) dan Mumu (75) beristirahat di bantaran Sungai Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (12/7/2020). Selama enam tahun ia memanfaatkan lahan bantaran kali Ciliwung untuk bertani bersama kelompok Mandiri Indah Tani sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup diatas keterbatasan lahan dan kemampuan.