Foto: Gerak Tari Anak Penyandang Down Syndrome

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Editor: Sorta Tobing
15/7/2022, 11.00 WIB

Bagi anak sindrom Down atau Down syndrome, dapat mengikuti kelas tari menjadi hal yang istimewa. Kelas ini dibuka oleh Gigi Art of Dance, di Bintaro, Jakarta Selatan.

Belajar menari tidak hanya menjadi sarana mengasah keterampilan dan mengisi waktu. Pertemuan setiap minggu di ini menjadi wadah berekspresi bagi anak dengan Down syndrome (ADS).

Namira (24) adalah murid paling menonjol di kelasnya, Ia mulai jatuh cinta pada seni tari sejak mengidolakan, Cherrybelle, girlband Indonesia. Anak berkebutuhan khusus ini telah tampil di berbagai pertunjukan, baik skala nasional maupun internasional. Yang teranyar, ia terlibat dalam Asian Youth Theater Festival di Singapura beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, sindrom Down merupakan kelainan genetik yang terjadi ketika muncul kromosom berlebih pada tubuh akibat pembelahan sel abnormal pada kromosom 21. Dampaknya, anak mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan mental, hingga kecatatan. 

Kepekaan mengajar menjadi kunci untuk melihat perkembangan setiap ADS di dalam kelas. "Pemberian materi perlu selalu ditinjau ulang untuk melihat  efektivitasnya. Yang terpenting, kreativitas saat mengajar," kata Karina Syahna, pengajar di Gigi Art of Dance, Kamis (14/7).

Anak-anak dengan  Down syndrome tersebut semakin hari kian meningkat perkembanganya. Mereka sudah menari untuk berbagai pertunjukan. Hal ini tidak hanya mengaduk emosi para murid tetapi orang tua yang kerap menemani setiap sesi kelas. "Mereka selalu menangis saat menerima kabar anaknya dipanggil untuk mengisi pertunjukan," ucap Karina.