Sejumlah kelurga korban tragedi Kanjuruhan bersama warga melakukan aksi damai dan mengirimkan doa kepada 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu. Aksi tersebut digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10).
Mereka juga menuntut pemerintah untuk kembali mengusut peristiwa yang mecuri perhatian dunia sepak bola Indonesia. Tak hanya itu, keluarga korban bersama Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan (JSKK) juga meberikan pernyataan sikap dalam peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan yang dibacakan keluarga korban di Stadion Kanjuruhan.
Dalam surat tersebut, keluarga korban meminta Presiden Jokowi untuk memaksa kepolisian dan pihak terkait untuk menjalankan rekomendasi tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF).
Di akhir pidato dalam aksi damai tersebut, keluarga korban juga menyatakan beberpa tuntutan, diantaranya:
Pertama, menuntut proses hukum yang adil dan tuntas, serta transparan terhadap seluruh pihak terkait dan bertanggunjawab atas tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Kedua, menuntut Presiden RI, Joko Widodo sebagai kepala pemimpin tertinggi eksekutif untuk mengimbau aparat kepolisian menghentikan impunitas kepada pelaku tragedi Kanjuruhan.
Selain itu, ada beberapa tuntutan lain termasuk soal regulasi penggunaan gas air mata dalam penanganan aksi masa dan juga tuntutan kepada aparat kepolisian yang harusnya bertanggungjawab penuh atas kejadian tersebut.
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga bersama keluarga korban memasuki stadion ketika aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengenang 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu serta mengharapkan ke pemerintah agar kembali mengusut kejadian itu.
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga bersama keluarga korban membentangkan poster saat aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan di depan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengenang 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu serta mengharapkan ke pemerintah agar kembali mengusut kejadian itu.
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga bersama keluarga korban berdoa ketika menggelar aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan di depan pintu tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengenang 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu serta mengharapkan ke pemerintah agar kembali mengusut kejadian itu.
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga bersama keluarga korban membentangkan poster saat aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan di depan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengenang 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu serta mengharapkan ke pemerintah agar kembali mengusut kejadian itu.
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga bersama keluarga korban membentangkan poster saat aksi peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan di depan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi tersebut mereka mengenang 135 korban yang meninggal pada peristiwa itu serta mengharapkan ke pemerintah agar kembali mengusut kejadian itu.
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nz
Massa melakukan aksi damai memperingati satu tahun Tragedi Kanjuruhan di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi yang diinisiasi Jaringan Solidaritas Tragedi Kanjuruhan Yogyakarta itu mereka menuntut pemerintah menetapkan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat dan menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional.
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nz
Warga melakukan aksi damai memperingati satu tahun Tragedi Kanjuruhan di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi yang diinisiasi Jaringan Solidaritas Tragedi Kanjuruhan Yogyakarta itu mereka menuntut pemerintah menetapkan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat dan menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional.
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nz
Massa melakukan aksi damai memperingati satu tahun Tragedi Kanjuruhan di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Minggu (1/10/2023). Dalam aksi yang diinisiasi Jaringan Solidaritas Tragedi Kanjuruhan Yogyakarta itu mereka menuntut pemerintah menetapkan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat dan menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional.