Pagi itu Sulikah Handayani terlihat begitu bersemangat. Perajin boneka di Kedungkandang, Kota Malang, ini mengatur lampu duduk dan tripot di sudut ruang produksinya, bersiap untuk siaran penjualan secara live streaming .
Sebelumnya Sulikah sudah mendaftarkan akun media sosial miliknya pada program afiliate pasar digital. Program jualan itu sedang populer dan menjadi sandaran bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Konsepnya adalah mengajak para pengguna media sosial mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk.
Di tempat lain, pelaku usaha kuliner Risa Nur Afrida sedang menata rendang kemasan di depan dapur miliknya. Dia memposisikan pencahayaan untuk membuat konten yang kemudian diunggah di media sosial. Risa berupaya meningkatkan pengikut untuk memperbanyak penjualan.
Dalam sehari, Risa menargetkan satu kali live streaming dan mengunggah dua kali konten. Hasilnya, dalam sehari sedikitnya 15 bungkus rendang kemasan berhasil dijual. Harganya Rp 45 ribu hingga Rp 75 ribu per bungkus.
Sementara itu, Muhammad Aji Urohim, pelaku usaha budi daya lele sistem bioflok, membalikkan ember pakan ikan sebagai pengganti tripot untuk menyangga perangkat sinematografi miliknya. Dia membuat siaran langsung pemberian pakan ikan dan konten edukasi untuk menaikkan penonton serta pengikut.
Sedikitnya delapan ribu orang sudah menjadi pengikutnya, sementara konten yang diunggah sudah dilihat 12 ribu orang. Transaksi penjualan ikan lele dan permintaan pembuatan paket kolam terpal meningkat empat kali, dari 50 paket kolam menjadi 200 kolam per bulan.
Sedikit berbeda dengan yang dilakukan Firmansyah Satria Hadi. Sarjana Teknik Mesin itu menggeluti usaha pengembangbiakan dan penggemukan kambing. Dengan lampu dan tripot yang dipinjam dari kakaknya, dia siaran langsung di depan kandang kambing.
Berbagai jenis kambing ia tawarkan, dari peranakan etawa hingga senduro. Dari konten dan aliran langsung yang dilakukan setiap hari, terutama menjelang hari raya Idul Adha, sebanyak 60 ekor kambing hasil budi daya mampu terjual dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 7 juta per ekor.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2024 sebanyak 221,5 juta jiwa. Bila dibandingkan dengan total populasi masyarakat Indonesia, yang menurut data Badan Pusat Statistik yaitu sebanyak 281,6 juta jiwa pada semester I tahun 2024, maka sebesar 78,6 persen masyarakat Indonesia adalah pengguna internet. Sehingga konten media sosial begitu mudah tersebar dan ditangkap masyarakat.
Adapun Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat hingga September 2024 sebanyak 22 juta UMKM sudah onboarding atau bertranformasi ke dunia digital. Dan angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan target pemerintah untuk mendorong 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital.