[Foto] Pengingat dan Harapan Dua Dekade Gempa dan Tsunami Aceh

ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA
Penulis: Antara
28/12/2024, 11.15 WIB

Minggu, 26 Desember 2004 pukul 07.59 WIB bumi di Provinsi Aceh berguncang kuat. Lalu, gelombang air laut dari Samudera Hindia datang, meratakan sebagian besar Bumi Serambi Makah dengan membawa tanah dan lumpur.

Gempa berkekuatan magnitudo 9,3 itu juga menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, seperti pesisir negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Beberapa negara Asia Selatan juga disapu tsunami, misalnya Sri Lanka, Maldives, dan India. Bahkan, gelombangnya mencapai sejumlah negara di pantai timur Afrika seperti Somalia dan Seychelles.

Hari yang kelam 20 tahun lalu itu telah meluluhlantakkan rumah, pertokoaan, gedung perkantoran dan berbagai fasilitas publik. Permukiman dan jalan dipenuhi puing-puing bangunan dan mayat para syuhada korban bencana.

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias (BRR NAD-Nias) melaporkan 200 ribu orang lebih meninggal dan hilang. Sekitar 650 ribu hektare lahan permukiman dan pertanian hancur. Dari total 36.145 unit rumah, sebanyak 20.917 unit rusak dan 162 unit fasilitas sosial juga terimbas, dengan tingkat kerusakan mencapai 62,31 persen.

Dua dekade setelah bencana gempa dan tsunami melanda Aceh, pembangunan infrastruktur dan ketahanan masyarakat di sana menunjukkan kemajuan yang signifikan. Tsunami 2024 sebagai sebuah pengingat, yang telah membuka mata dunia untuk lebih memahami tentang mitigasi bencana, solidaritas kemanusian dan pendidikan kebencanaan untuk generasi yang akan datang.

Reporter: Antara