Infrastruktur Mumpuni, Kunci Pemerataan Akses Telekomunikasi Digital

Telkom
Petugas memeriksa fasilitas BTS Telkomsel di Provinsi Banten. Telkom menghadirkan infrastruktur telekomunikasi hingga pelosok nusantara.
Penulis: Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
6/7/2022, 08.59 WIB

Dari sisi digital, Telkom memiliki produk untuk memudahkan aktivitas mayarakat yang sekaligus menjadi solusi digitalisasi pada berbagai sektor bisnis, baik segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), korporasi maupun pemerintah.

Telkom melalui Leap hadir sebagai ekosistem digital yang menjadi umbrella brand produk dan layanan digital Telkom, untuk mengakselerasi digitalisasi di Indonesia. Leap menjadi langkah nyata Telkom untuk mendorong inovasi digital, dengan menyediakan solusi terbaik dalam memudahkan setiap aktivitas masyarakat.

Sejalan dengan program pemerintah, diharapkan kehadiran Leap dapat mendukung pertumbuhan ekosistem digital, guna mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital Indonesia.

Adapun produk dan layanan digital unggulan dari berbagai ekosistem milik Telkom ini di antaranya PaDi UMKM dan MySooltan untuk ekosistem UMKM, Logee untuk ekosistem logistik, serta Agree untuk ekosistem pertanian dan perikanan.

Selain itu, terdapat juga platform Pijar untuk ekosistem pendidikan, BigBox sebagai platform analisis big data, dan Antares sebagai platform internet untuk segala (internet of things/IoT), serta aplikasi myIndiHome.

Kongsi yang Tak Lupa Tanggung Jawab Sosial
Menjalankan bisnis bukan saja perihal mencari untung. Telkom menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) sebagai salah satu upaya untuk berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan, serta kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Secara umum, ada tiga fokus utama yang didukung Telkom dalam program TJSL perusahaan. Yakni, people yang fokus pada pendidikan, profit melalui solusi ekosistem digital UMKM, dan planet melalui smart eco-tourism.

Ketiga program besar ini bertujuan untuk mengakselerasi pemerataan konektivitas. Sebab, Indonesia perlu mewujudkan digitalisasi yang inklusif serta meningkatkan daya saingnya melalui digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan. Hal ini juga akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Sejalan dengan misi untuk memperluas inklusi digital, Telkom memangkas kesenjangan digital dengan menghadirkan akses internet yang laik di daerah 3T. Pada 2021, perseroan membangun infrastruktur telekomunikasi digital di 63 desa di Provinsi Jawa Barat yang termasuk dalam kawasan 3T.

Pemberian akses internet ini terbagi atas pengadaan teknologi serat optik untuk 30 desa, serta internet berkecepatan tinggi berbasis satelit (Mangoesky) di 33 desa. “Penyediaan Mangoesky kami lakukan untuk menjamin kesetaraan peluang bagi masyarakat (untuk) mengakses layanan internet di mana pun mereka berada,” tulis Direktur Utama Telkom Ririek Andriansyah dalam keterangannya.

Pada saat yang sama, Telkom juga menyalurkan fasilitas pendidikan berupa perangkat komputer untuk 33 lembaga pendidikan di Jawa Barat. Telkom pun telah meresmikan Laboratorium Fiber Optic di SMK Al-Ikhwan, Tasikmalaya. Pembangunan fasilitas ini merupakan dukungan Telkom untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi digital.

Teguhkan Posisi Perseroan di Bidang Telekomunikasi Digital
Dalam laporan keuangan Telkom tahun 2021, perseroan tercatat telah memiliki berbagai infrastruktur yang dapat menunjang perusahaan pelat merah itu untuk menguatkan posisinya di dunia digital. Infrastruktur itu yakni 26 unit pusat data (data center), serta 251.116 menara BTS. Sebanyak 113 unit di antaranya berteknologi 5G.

Di luar itu, terdapat pula 28.206 menara telekomunikasi milik anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel). Dikutip dari Sindonews.com, Mitratel akan memperluas portofolio nonmenara. Saat ini perusahaan juga sedang membangun sekitar 7.000 km jaringan fiber yang ditargetkan selesai pada semester II 2022.

Di sisi lain, Telkom pun siap untuk mendukung infrastruktur telekomunikasi yang mumpuni di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. “Dukungan tersebut mencakup penyediaan konektivitas, platform, hingga layanan digital,” ujar Vice President Corporate Communication Telkom Pujo Pramono, Jumat (23/1), dilansir dari Kontan.co.id.

Sejauh ini, Pulau Kalimantan sudah ter-cover oleh jaringan serat optik Telkom sepanjang lebih dari 9.700 km. Jaringan itu mencakup 56 ibu kota kabupaten (IKK), termasuk IKN. Nantinya, akan tersedia teknologi 5G untuk mendukung layanan publik dan kota pintar (smart city) di IKN.

Pujo mengungkapkan, pihaknya akan mempercepat pembangunan infrastruktur dan layanan Telkom di IKN, terutama dalam hal peningkatan kapasitas dan jangkauan area jaringan. “Posisi geografis IKN yang dekat dengan jalur infrastruktur kabel laut International Global Gateway (IGG) juga membuat IKN menjadi lebih mudah terhubung menuju akses data internasional,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Telkom untuk bertransformasi ke arah bisnis digital. Identitas Telkom sejak dulu lekat dengan bisnis telekomunikasi. Namun, ekspansi dan perluasan jangkauan bisnis harus dilakukan oleh perseroan agar dapat menduduki posisi yang kuat di sektor bisnis digital.

“Perubahan model bisnis Telkom ke platform digital sangat terlihat perkembangannya dalam tiga tahun terakhir. Saya optimistis dalam tiga tahun Telkom dapat menjadi perusahaan digital telco (telekomunikasi digital) terbesar di Asia Tenggara,” ujar Erick dalam siaran pers.

Menurutnya, perubahan model bisnis yang baik tak hanya sekadar mengkreasikan nilai lama, tetapi juga menangkap nilai baru yang menunjang pemasukan perusahaan. Sejalan dengan itu, Telkom akan terus berfokus pada peningkatan bisnis menara, data center, layanan pengelolaan infrastruktur, komputasi awan, big data, serta layanan yang bersifat ritel.

Semua ini akan menguatkan kedaulatan digital di Indonesia. Erick menjelaskan, kedaulatan ini dimulai dengan mempersiapkan infrastruktur fisik maupun manusia yang siap berkompetisi di era digital. Sebab, pemerataan akses telekomunikasi digital merupakan kunci bagi kedaulatan bangsa. “Jika dulu eranya listrik masuk desa, sekarang eranya Wi-Fi masuk desa,” imbuh Erick.

Dengan begitu, Erick berharap Indonesia tak sekadar menjadi konsumen dalam era digitalisasi, melainkan ikut menjadi penyedia layanan telekomunikasi digital yang berkualitas, sekaligus mampu bersaing di pentas dunia.

Halaman: