Erick Thohir Angkat Eks Pejabat Pos Jadi Komisaris PLN, Ini Targetnya

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mendapatkan penjelasan dari Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat belum lama ini
Penulis: Hadi S
24/7/2022, 22.03 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir baru-baru ini secara resmi menunjuk Charles Sitorus sebagai Dewan Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Keputusan tersebut merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero). Dengan demikian, dalam RUPS itu, Heru Winarko diberhentikan secara hormat sebagai Komisaris PLN.

Adapun dasar hukum keputusan tersebut tertuang dalam Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor SK-154 MBU 07 2022 pada 22 Juli 2022.

Data yang dihimpun menyebutkan, Charles Sitorus sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia.

Tercatat, ia juga pernah berkarier di sejumlah perusahaan, seperti PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PD Pembangunan Sarana Jaya, dan berbagai perusahaan telekomunikasi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, keluarga besar PLN akan mendukung penuh Charles Sitorus sebagai Komisaris Independen PLN

"Kami juga menyampaikan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Heru Winarko," katanya dikutip dari Merdeka.com pada Minggu (24/7).

Sebagai informasi, Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya sempat mengungkapkan rencana pembentukan holding dan subholding PLN sebagai bagian dari transformasi dan optimalisasi PLN ke depan.

Erick mengaku telah memetakan sejumlah subholding PLN, salah satunya adalah subholding beyond kwh yang artinya PLN memiliki potensi dari sekadar menjual listrik.

Pembentukan holding dan subholding PLN ini juga untuk mewujudkan target ekspor energi listrik hingga 300 megawatt (MW) melalui transmisi bawah laut 400 kilo volt (kV) ke kawasan Asia Tenggara.

"Listrik yang akan diekspor itu nantinya dihasilkan dari energi baru terbarukan (EBT)."

Lebih lanjut ia menjelaskan, ekspor yang mencapai 300 MW melalui transmisi bawah laut 400kV tersebut dinilai memerlukan sinergi, serta dukungan, baik regulasi maupun penguatan kerja sama pengelolaan aset daerah.

Menurut Erick Thohir, sudah seyogyanya, selain PLN menjadi perusahaan yang pondasinya kuat dalam pelayanan listrik di Indonesia, bukan tidak mungkin, sekarang beberapa project hydropower sudah jual juga ke Malaysia.

"Tetapi ini menjadi konsolidasi yang terukur," katanya.

(Tim Riset Katadata)