Menurut Drajad, tugas yang dilakukan Erick sangat berat dan detail. Selain mesti memastikan datangnya vaksin dari luar negeri secara cepat dan dalam jumlah besar, Erick juga mesti menyiapkan fasilitas pendukung vaksin tersebut. Hal itu diantaranya fasilitas penyimpanan vaksin yang dosisnya mencapai ratusan juta. 

"Saya mengetahui sendiri, Erick memanfaatkan jaringan globalnya untuk mendapatkan vaksin tersebut, baik dari Sinovac, Astrazeneca, Pfizer dan sebagainya. BUMN juga dikerahkan untuk menjamin distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia. Secara manajerial, ini adalah tugas yang sangat berat karena vaksin memerlukan pendingin dan berbagai perlakuan khusus lainnya," ujar Drajad.

Menurut dia, langkah yang dilakukan Erick itu patut mendapat apresiasi tinggi. Sebab dampaknya sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat secara mikro maupun makro. Perlahan, kini masyarakat sudah bisa beraktivitas secara normal.

"Saat ini masyarakat bisa menjalankan aktifitas yang sudah mendekati kondisi sebelum pandemi. Aktivitas ekonomi juga sudah relatif normal. Itu semua bisa terwujud karena Indonesia bergerak cepat memastikan ketersediaan vaksin sejak awal vaksin mulai tersedia. Padahal saat itu sedang merebak nasionalisme vaksin, sehingga tidak mudah bagi negara sedang berkembang mendapatkannya lebih awal," ujar Drajad.

Sebelumnya, hasil survei nasional Poltracking Indonesia yang dirilis Kamis (8/12) lalu, mencatat peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mencapai 73,2%. Menurut Direktur Poltracking Hanta Yudha, tingkat kepuasan terhadap kinerja Joko Widodo-Ma’ruf Amin sepanjang 2022 terus meningkat sejak Mei (59.6%), Agustus (66.2%) dan November (73.2%). 

Sementara itu, Erick Thohir dinilai responden sebagai salah satu menteri dengan kinerja terbaik. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Erick mencapai 59,4 persen atau tertinggi kedua setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Halaman: