Polytama berkomitmen mengurangi impor polipropilena lewat Proyek Polipropilena Balongan (PPB). Proyek ini dapat mendorong produksi resin bijih plastik (polipropilena) dalam negeri mengingat saat ini masih banyak produksinya diperoleh dari impor.
PPB yang akan menghasilkan produk jenis homopolymer dan copolymer ini merupakan proyek Plant polipropilena kedua Polytama berkapasitas 300.000 kta. Diharapkan, PPB akan menambah kapasitas produksi Polytama sampai 600.000 MT per tahun.
Perusahaan telah mengembangkan sejumlah proyek petrokimia sebagaimana yang tengah dijalankan melalui PT Pertamina (Persero), yakni megaproyek kilang dan petrokimia. Proyek tersebut bagian dari instruksi pemerintah mengenai pelaksanaan proyek kilang minyak dan petrokimia hingga 2024.
Perlu percepatan pada penggunaan produk dalam negeri sesuai instruksi Presiden Joko Widodo dalam menggali Sumber Daya Alam Indonesia dan diolah menjadi produk petrokimia. Polytama akan menyerap tenaga kerja lokal sehingga dapat memperkuat fondasi kepemimpinan di persaingan pasar. Adapun, lahan PPB sudah 99% siap.
Kegiatan CSR
Polytama melakukan berbagai kegiatan dan program Corporate Social Responsibility (CSR). Pihaknya berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah serta pedesaan di lingkungan sekitar Plant Polytama. Ini merupakan upaya perusahaan untuk merangkul dan mengedukasi peserta program binaannya agar naik kelas.
Tahun lalu, Polytama menyulap bantaran Sungai Tjimanoek menjadi kawasan edukasi dan wisata berbasis lingkungan sebagai suatu inovasi di mana ekoriparian pada umumnya hanya sebatas pengelolaan lingkungan.
Program Ekoriparian Tjimanoek telah memberikan dampak positif terhadap lingkungan maupun masyarakat setempat. Kualitas lingkungan air sungai hingga pendapatan pedagang kuliner di sekitar area disebut telah meningkat.
Selain itu, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, Polytama membentuk Kelompok Masyarakat Pencinta Tjimanoek untuk berperan aktif dalam kegiatan di area ekoriparian.
Program ini diresmikan di 2021 dan dikemas sebagai wadah dari program CSR lainnya, seperti Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati), Indramayu-Manajemen Sampah Zero (I-Masaro) serta program edukasi pengelolaan sampah kepada anak sekolah Sekolah Hijau, Sehat, dan Bersih (SEHATI).
General Manager Corporate Secretary Polytama Dwinanto Kurniawan menjelaskan pihaknya membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan antara lain Kementerian Lingkungan Hidup & kehutanan Lingkungan Hidup (KLHK), Pemkab Indramayu, berbagai Dinas, hingga kelompok masyarakat setempat.
“Hal ini dilakukan atas kesadaran Polytama akan pentingnya kerja sama seluruh lapisan masyarakat dalam melestarikan lingkungan. Kami harap dapat terus menciptakan inovasi dan maju untuk tujuan yang sama.” ujarnya.
Upaya ini sejalan dengan operasi Polytama berbasis ramah lingkungan, di mana infrastruktur penanganan Limbah B3 dan Non B3 telah dimiliki perusahaan, mulai dari gudang khusus penyimpanan limbah B3, fasilitas pemilahan limbah Non B3 (domestik), organik maupun anorganik, dukungan SDM, dan mitra bersertifikasi dalam menangani limbah.