Platform investasi multi-aset Pluang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk meningkatkan keterampilan finansial generasi muda. Pluang menekankan pelajar dan mahasiswa merupakan kelompok investor muda dan pemula yang perlu dibekali literasi finansial sejak dini.
Berdasarkan hasil studi terkait platform investasi multi-aset tahun 2022, keterwakilan pemuda dalam proporsi investor ritel mencapai hampir 75% dengan mayoritas usia 18-35 tahun. Di antara investor ritel muda ini, kelompok pelajar atau mahasiswa menempati proporsi signifikan.
Urgensi edukasi finansial sejak dini menjadi motivasi utama Pluang bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia guna menyasar para investor muda dan pemula. Mengambil data OECD di 2020, tendensi masyarakat Indonesia untuk terjebak investasi bodong sebesar 22,5%. Angka ini hampir empat kali lipat dari rata-rata global (4,4%).
Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. berharap diskusi ini menjadi awal kolaborasi keduanya dalam memandu mahasiswa mengambil keputusan investasi yang cerdas.
“Bersama Pluang, kami ingin generasi muda lebih memahami manajemen keuangan. Dengan memilih aplikasi investasi yang aman dan memiliki izin regulator, mahasiswa tidak akan lagi terjebak dalam investasi abal-abal,” jelasnya
Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menjelaskan generasi muda bersinggungan dengan krisis ekonomi yang membentuk pola pikir finansial generasi tersebut. Milenial dan Generasi Z telah mengalami tiga gelombang krisis ekonomi, yakni krisis finansial Asia di 1998, krisis global subprime mortgage, dan krisis ekonomi akibat Covid-19.
“Di masa pandemi, Gen Z sedang melewati masa-masa lulus kuliah, masuk dunia kerja, dan meniti karir. Tumbuh dengan kondisi ketidakpastian memengaruhi cara pandang mereka terhadap manajemen keuangan,” tambahnya dalam talk show bertajuk ‘Smart Investment for Smart Generation: Tren Finansial Anak Muda menjelang 2023’.
Guru Besar Hukum Bisnis UGM, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M juga mengingatkan pentingnya mahasiswa memiliki pola pikir kritis dalam berinvestasi.
“Secara DNA, Gen Z seperti sudah dipersiapkan untuk menghadapi ketidakpastian di berbagai hal. Membagi proporsi aset investasi dengan kritis berdasarkan kemungkinan risiko menjadi sebuah keniscayaan bagi generasi yang tumbuh di dunia yang serba tidak pasti ini,” ujar Prof. Paripurna.
Prof. Paripurna juga melanjutkan, penting bagi investor muda untuk membaca prasyarat dan keuntungan maupun risiko yang mungkin terjadi. Jangan sampai berinvestasi di satu aset hanya untuk adu keren tanpa ada manajemen risiko. Perlindungan hukum akan didapatkan para investor jika mereka berinvestasi di platform legal.
Head of Corporate Communications Pluang, Kartika Dewi juga menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan critical thinking agar terhindar dari potensi penipuan lain.
“Pluang dan UGM akan merancang program edukasi yang membantu mahasiswa mengidentifikasi skema risiko dan keuntungan aset investasi yang logis. Kami tidak ingin generasi muda kapok berinvestasi karena pengalaman yang tidak mengenakan.”