PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) turut ambil bagian dalam mencapai target mencapai net zero emission pada 2060 dengan melakukan pemulihan lahan bekas tambang dan penanaman pohon yang diperkirakan mampu menyerap karbon.

PKT telah melakukan penanaman sebanyak 23.272 tanaman pada lahan seluas 32,4 Hektare (Ha) di enam lokasi berbeda. Dua dari enam lokasi merupakan lahan bekas tambang yakni di Desa Makroman, Samarinda dan Monterado, Kalimantan Barat. 

Empat lokasi lain ada di Desa Ciemas, Sukabumi; Taman Kasih Sayang (Takasay, Kota Bontang); Tropical Orchard-1 PKT; Mangrove Maratua. Penanaman ini dipastikan keberlanjutannya lewat kerja sama dengan masyarakat sekitar yang bisa memanfaatkan hasil panen untuk kesejahteraan. 

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengungkapkan, PKT akan terus mengembangkan bisnis yang menjaga keseimbangan alam dan berdampak bagi masyarakat di masa depan. Dalam melahirkan inisiatif, perusahaan berupaya agar program tersebut memiliki efek berganda. 

“Itulah sebabnya, dalam kegiatan dekarbonisasi melalui penanaman pohon yang berdampak pada lingkungan, kami selalu melibatkan masyarakat lokal. Pohon yang dipilih pun yang bisa dipanen, yang hasilnya dapat dirasakan oleh petani atau masyarakat lokal yang terlibat,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/1).

Sebanyak 2.770 pohon buah mangga, buah durian, pohon sirsak, alpukat, nangka, matoa, bisbul, gandaria ditanam di lahan area latihan komando strategis angkatan darat (kostrad) di Desa Ciemas, Sukabumi. Selain itu, PKT menanam 500 tanaman buah di Tropical Orchard-1 PKT, 1.100 tanaman mangrove di lokasi Mangrove Maratua, Berau, Kalimantan Timur.

Pemulihan Lahan Bekas Tambang

PKT menggunakan teknologi pertanian bernama Smart Bio Ball yang ramah lingkungan untuk menghijaukan kembali lahan bekas tambang sehingga lahan bekas tambang dapat kembali subur dan hijau.

Kerja sama pemulihan lahan bekas tambang antara Pupuk Kaltim dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) telah terjalin sejak 2020. Kerja sama tersebut berupa demplot kayu putih di lahan bekas tambang Makroman seluas 1,76 Ha. 

Hingga awal triwulan 3 pada tahun 2022, seluruh lahan tersebut telah ditanami bibit kayu putih dengan monitoring berkala oleh tim perusahaan.

Pemulihan lahan di area bekas tambang Makroman ditargetkan menjadi kawasan agrowisata kayu putih Kalimantan Timur yang juga mampu menghasilkan produk akhir berupa minyak kayu putih yang memiliki nilai ekonomi. 

Selain pemulihan lahan bekas tambang Makroman, PKT juga melakukan pemulihan lahan bekas tambang di Desa Monterado, Kalimantan Barat. Lahan seluas 1,5 Ha di Desa Monterado ditanam dengan pohon pinang dan pohon tengkawang, tanaman yang menjadi maskot Kalimantan Barat.

“Komitmen PKT untuk bisa mencapai target perusahaan dalam pengurangan emisi karbon hingga 32,50 persen di tahun 2030 akan terus berlanjut. Pupuk Kaltim akan terus bergerak dengan orientasi pada sumber daya terbarukan yang selalu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan net zero emission 2060 mendatang,” tutup Rahmad.