Arga menambahkan, pengetahuan digitalisasi pada dasarnya sudah ditanamkan kepada seluruh pekerja di mana sekitar 95 persennya merupakan generasi milenial. Berdasarkan riset, generasi ini mudah dalam menerima digitalisasi sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari.

Arga mencontohkan, di Direktorat Digital dan Teknologi Informasi yang dia pimpin kini telah mempekerjakan sekitar 1.500 Insan BRILiaN (pekerja BRI) di luar sumberdaya dari pihak ketiga. 

Jumlah ini cenderung meningkat beriringan dengan kebutuhan nasabah yang semakin tinggi. Pihaknya pun terus bekerja sama dengan human capital (HC) dalam menerapkan manpower planning.

Arga mengatakan, seluruh talenta BRI adalah talenta digital. Hal ini merupakan buah dari bagaimana perusahaan menanamkan digital mindset kepada seluruh pekerja. 

“Tidak bisa tidak, DNA digital ini harus dimiliki para Insan BRILiaN karena detik ini tidak ada satupun layanan perbankan kami yang tidak di-deliver digital dalam berbagai bentuk dan sarananya,” katanya. 

Selanjutnya, biaya tenaga kerja akan disesuaikan dengan kecenderungan pergerakan kebutuhan tersebut. Dalam praktiknya, Arga membutuhkan peran-peran yang kritikal dan specialized untuk membantu melanjutkan transformasi digital di BRI seperti cybersecurity specialist, blockchain specialist, cloud engineer, dan data specialist.

Halaman: