Pengamat: Erick Thohir Berupaya Membangun Sepak Bola Modern

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Ketum PSSI Erick Thohir (ketiga kiri) bersama Waketum PSSI Zainudin Amali (ketiga kanan), Dirut BRI Sunarso (kedua kiri), Wadirut BRI Catur Budi Harto (kiri), Dirut LIB Ferry Paulus (kedua kanan) dan Direktur Programming SCM Harsiwi Achmad (kanan) saat peluncuran BRI Liga 1 2023/2024 di Jakarta, Senin (26/6/2023). BRI Liga 1 2023/24 akan dimulai pada Sabtu (1 Juli 2023) dengan laga perdana antara Bali United melawan PSS Sleman di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
1/7/2023, 14.05 WIB

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menekankan tiga poin penting dalam pengembangan sepak bola nasional dan pelaksanaan Liga 1 musim 2023/2024. Hal tersebut dilihat sebagai upaya membangun sepak bola Indonesia yang modern. 

Pertama, setiap klub wajib memainkan pemain U-23. Kedua, pelatih klub harus menandatangani komitmen untuk melepas pemain ke Timnas Indonesia. Ketiga, keamanan harus diterapkan dengan ketat oleh masing-masing klub.

“Saya sangat mendukung tiga poin tersebut karena merupakan upaya membangun sepak bola Indonesia yang modern. Sebab, selama ini masalah prestasi sepak bola Indonesia masih dihantui banyak hal,” ujar Pengamat Sepak Bola Rony Samloy dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/7).

Ia menambahkan, para pelatih Liga 1 Indonesia sejauh ini masih mengandalkan pemain-pemain senior dalam tim utama mereka dan kurang memberikan kepercayaan kepada pemain muda. 

Namun, dengan aturan baru ini, pesepak bola U-23 di Liga 1 bisa mendapatkan jaminan jam bermain. Ini merupakan hal baik bagi para calon pemain Timnas Indonesia di masa depan. 

“Dampaknya adalah untuk menyiapkan calon-calon pemain spartan masuk ke timnas U-23 dan timnas senior, dengan langkah ini mereka punya jam terbang tinggi di level klub sebelum membela timnas,” ujar Rony.

Rony pun meminta PSSI tetap fokus pada pengembangan pemain-pemain muda, baik melalui pembinaan usia dini maupun naturalisasi pemain muda potensial.

“Kita perlu belajar dari Jerman dan Prancis yang juga diperkuat pemain-pemain naturalisasi. Buang gengsi, lalu kita satu pikir membangun sepak bola Indonesia lebih maju dan modern,” katanya.

Lebih lanjut, Rony mengatakan, apabila tiga poin yang disampaikan oleh mantan Presiden Inter Milan ini dijalankan oleh semua pihak maka sepak bola Indonesia akan mengalami perubahan signifikan. Untuk itu, diperlukan komitmen dari klub dan para pelatih sepak bola Indonesia.

“Semua butuh komitmen dan soliditas,” jelasnya.