Digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi melalui aplikasi iPubers diharapkan dapat memudahkan proses administrasi. Integrasi ini telah diterapkan di Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Riau, Bali, dan Aceh.
Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia Panji Winanteya Ruky menjelaskan, aplikasi iPubers mengubah proses administrasi kios. Dari yang sebelumnya banyak mengisi formulir kertas untuk proses penebusan, menjadi administrasi langsung yang terekam secara realtime.
“Kita digitalisasi kios supaya setiap transaksi di kios tercatat dan terekam secara digital. Semua yang tadinya manual, yang kertas-kertas itu, kita hapuskan,” katanya dalam siaran pers, Jumat (14/7). Ia menambahkan, iPubers meningkatkan transparansi dan ketepatan penyaluran pupuk bersubsidi. “Masyarakat bisa mudah melakukan penebusan dengan cukup membawa KTP saja.”
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Tommy Nugraha mengatakan, iPubers adalah wujud upaya untuk memperbaiki tata kelola kebijakan pupuk bersubsidi. Sebab, digitalisasi membantu kepastian proses penebusan pupuk di kios, perbaikan pelaporan, penagihan, dan penelusuran transaksi.
Menurut Tommy, pihaknya sudah melakukan validasi ulang data calon penerima pupuk bersubsidi bersama Kementerian Dalam Negeri. Dengan begitu, ia berharap tak ada lagi data ganda penerima pupuk bersubsidi.
“Atas arahan Ombudsman, kami dengan PIHC (PT Pupuk Indonesia Holding Company) dan Kemenko Perekonomian sudah berhasil mengintegrasikan T-pubers dengan rekan menjadi iPubers,” ujar Tommy. Ia berharap, dinas pertanian di berbagai daerah aktif melakukan sosialisasi mengenai iPubers.
Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ismarini mengapresiasi pengimplementasian iPubers. Pihaknya sendiri sudah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan soal digitalisasi pertanian sejak tahun lalu.