PT Asuransi Jiwa IFG (IFG) Life resmi berkolaborasi dengan layanan kesehatan FitAja sebagai wujud konsistensi dalam melakukan ekspansi layanan. Melalui kolaborasi itu, manfaat asuransi IFG Life dapat dinikmati melalui healthcare superapps FitAja.
Adaptasi teknologi yang terus meningkat, terutama setelah pandemi Covid-19, membuka peluang bagi layanan kesehatan digital untuk terus tumbuh. Digitalisasi layanan kesehatan menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk melengkapi perlindungan dirinya dengan asuransi.
Direktur Utama IFG Life, Harjanto Tanuwidjaja, menjelaskan bahwa kolaborasi bersama FitAja sejalan dengan visi BUMN untuk memberikan manfaat luas bagi masyarakat, dalam hal ini di sektor kesehatan dan asuransi.
“IFG Life berkomitmen untuk memberikan pelayanan optimal dan kemudahan bagi masyarakat melalui digitalisasi. Kerja sama dengan FitAja merupakan salah satu wujud komitmen itu,” ujar Harjanto dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) tentang Pemanfaatan Layanan Jasa dan Potensi Masing-Masing Pihak antara IFG Life dan FitAja di Jakarta.
Harjanto menjelaskan bahwa kerja sama tersebut sejalan dengan arah pengembangan bisnis IFG Life yang memperkuat teknologi dan digitalisasi.
Tidak hanya itu, digitalisasi juga dapat memperluas jangkauan IFG Life terhadap pemegang polis, karena layanan digital mempermudah masyarakat untuk memiliki asuransi. Lalu, digitalisasi juga memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan.
Melalui kerja sama tersebut, manfaat asuransi IFG Life terintegrasi dengan layanan kesehatan di superapps FitAja. Layanan kesehatan digital itu sendiri terintegrasi dengan ekosistem healthcare BUMN, seperti Holding Rumah Sakit BUMN, Holding Farmasi BUMN, dan sejumlah perusahaan pelat merah lainnya.
“MoU ini menjadi pedoman dan dasar bagi kami, IFG Life dan FitAja, untuk melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dalam pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh masing-masing,” katanya.
Kerja sama dengan FitAja juga salah satu perwujudan bisnis baru IFG Life, yakni pengembangan bisnis asuransi kesehatan.
Pilar bisnis itu akan menunjang strategi lainnya, yakni optimalisasi asuransi jiwa dan kumpulan yang fokus pada proteksi, serta pengembangan bisnis dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).
Adapun, FitAja merupakan platform superapps kesehatan yang menawarkan akses digital healthcare yang terintegrasi dengan ekosistem BUMN bidang kesehatan. FitAja resmi berstatus sebagai badan hukum pada 31 Juli 2022.
FitAja mengusung visi untuk menjadi mitra utama dalam layanan kesehatan digital di Indonesia. Misinya adalah untuk menyediakan layanan kesehatan digital yang terintegrasi, nyaman, dan terjangkau; serta pemerataan layanan kesehatan yang terstandardisasi dan meningkatkan efisiensi di industri kesehatan.
Terdapat potensi besar industri healthcare di Indonesia yang dapat dioptimalkan oleh BUMN dan diakselerasi melalui digitalisasi. Pada 2030, total spending untuk layanan kesehatan diperkirakan akan mencapai Rp4.100 triliun.
Selain itu, pengeluaran untuk kesehatan juga diproyeksikan masuk sebagai Top 5 Spending berdasarkan Mandiri Spending Index. Pada kurun Januari-Juni 2022, rata-rata spending untuk kesehatan adalah 9,15%.
Perusahaan healthcare BUMN dapat mendominasi ekosistem jika dapat menjawab tantangan industri. Di sana, model bisnis FitAja berpeluang menyasar jutaan customer melalui skema B2B2C, sehingga biaya akuisisi lebih rendah dengan dukungan sinergi BUMN.