Sejalan dengan misi menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion” pada 2025, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membuktikan komitmen memberdayakan UMKM. Ini mencakup juga segmen ultra mikro.
Upaya pemberdayaan pelaku usaha ultra mikro dilakukan BRI melalui Holding Ultra Mikro (UMi). Holding ini terdiri dari BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), kini berusia lebih dari 2 tahun.
BRI sendiri sejauh ini berperan strategis di dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Tercatat, pada 2022 indeks literasi keuangan sebesar 49,6 persen dan inklusi keuangan 85,1 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dengan indeks literasi keuangan sebesar 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,1 persen pada 2019.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, Holding UMi yang menjadi sumber pertumbuhan baru ini diharapkan mampu mengefisienkan proses bisnis melalui digitalisasi.
“Oleh karena itu, literasi digital menjadi penting. Spirit Holding Umi adalah agar seluruh institusi BUMN melayani masyarakat ultra mikro lebih efisien dengan daya jangkau lebih luas,” ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (15/1).
Demi memaksimalkan efisiensi layanan maka tiga entitas tersebut menggunakan outlet yang digunakan bersama, produk yang dijual secara cross selling, dan sistem yang digunakan bersama.
Untuk melayani segmen ultra mikr, baik BRI, PNM dan Pegadaian bersama-sama mengembangkan outlet co-location atau outlet yang dapat digunakan bersama. Dari sekitar 15.500 outlet yang digunakan untuk melayani nasabah segmen ultra mikro dan mikro, sebanyak 1.013 outlet merupakan outlet co-location.
Di samping inisiatif dalam mengembangkan sektor ultra mikro, BRI juga terus memberikan pendampingan kepada segmen UMKM. BRI juga melakukan program pemberdayaan kepada segmen UMKM diantaranya Desa Brilian, Program Klasterku Hidupku dan Rumah BUMN dengan tujuan mendorong para pelaku UMKM tersebut agar naik kelas.
Penguatan Peran Holding UMi
Sementara itu, untuk penguatan ekosistem Holding UMi dilakukan melalui penerapan customer journey yang terintegrasi. Selain itu diupayakan pula percepatan inklusi keuangan melalui optimalisasi outlet co-location, AgenBRILink, serta tenaga pemasar Holding UMi.
Selanjutnya, peningkatan sinergi sebagai bentuk upaya efisiensi dalam mengurangi operational cost dan operational risk. Penguatan core business Holding UMi juga dilakukan melalui product alignment dalam rangka penyediaan layanan keuangan yang komprehensif. Terkahir, termasuk penguatan Brigade Madani melalui implementasi culture activation program yang terintegrasi.
“BRI memiliki journey pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas nasabah UMi, yakni dengan tiga tahap empower, integrate, dan upgrade,” ujar Sunarso.
Pertama, empower dilakukan oleh PNM dengan cara memberdayakan usaha kelompok masyarakat prasejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Kemudian kedua, integrate di mana seiring dengan perkembangan usaha, kebutuhan pendanaan tambahan dapat dilayani oleh BRI, seperti KUR Mikro, dan Pegadaian juga bisa melayani untuk produk gadai.
Ketiga, yakni upgrade untuk ultra mikro yang sudah naik kelas ke segmen mikro. Mereka dapat dilayani oleh BRI melalui produk Kupedes.