PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil menyelenggarakan ASEAN Railway CEO (ARCEOs') Conference ke-44 yang berlangsung selama empat hari di Bandung.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah perkenalan fasilitas ramah lingkungan di stasiun yaitu water station yang menjadi langkah konkret KAI dalam mendukung keberlanjutan (SDGs).
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam kesempatan tersebut mengajak seluruh peserta konferensi untuk mulai membiasakan diri membawa botol isi ulang atau tumbler non-plastik sebagai bagian dari upaya mengurangi sampah plastik. Langkah ini sejalan dengan komitmen KAI untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Melalui perkenalan water station, kami ingin mendorong penggunaan tumbler untuk mengurangi ketergantungan pada botol plastik sekali pakai yang sulit terurai. Kami ingin memperkenalkan bahwa sektor transportasi termasuk KAI juga berperan aktif dalam melindungi lingkungan,” ujar Didiek dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9).
Didiek menyampaikan, saat ini fasilitas water station telah tersedia sebanyak 77 unit di stasiun kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, 31 unit water station juga telah dipasang di stasiun kereta cepat serta LRT Jabodebek.
“Kami juga ingin mendorong para delegasi untuk ikut mengkampanyekan kebiasaan ramah lingkungan ini di negara masing-masing, sehingga dapat menjadi contoh dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” kata Didiek.
Pada kesempatan yang sama, VP Public Relations KAI Anne Purba juga menyapaikan fasilitas water station merupakan bagian dari komitmen KAI untuk mendukung gerakan ramah lingkungan menyediakan akses mudah bagi para penumpang untuk mengisi ulang botol minum sehingga dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Dengan tersedianya water station di berbagai stasiun kami berharap para penumpang lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan membawa tumbler. Hal tersebut otomatis akan mengurangi sampah plastik dari botol minuman sekali pakai,” pungkas Anne.