Posyantek Rosella, Ketahanan Pangan dari Lahan Sempit di Tengah Padatnya Jakarta
Di tengah padatnya kawasan permukiman Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, mungkin tak banyak yang menyangka jika ada sebuah greenhouse hidroponik yang produktif. Dari tempat kecil itu, masyarakat sekitar mampu menanam berbagai sayuran seperti kangkung, pakcoy, tomat, hingga semangka.
Greenhouse ini adalah bagian dari Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Rosella, salah satu inisiatif warga yang berhasil mengubah lahan sempit menjadi sumber pangan, energi, dan memupuk kebersamaan.
“Berawal dari pemanfaatan lahan terbuka yang terbatas, kami bekerja sama dengan pengurus RW dan masyarakat untuk menjadikannya greenhouse,” ujar Ketua Posyantek Rosella, Ani Purwaningsih kepada Katadata, Sabtu (1/11).
Melalui pendekatan green living dan teknologi tepat guna, kegiatan ini menjadi bukti bahwa inovasi tidak harus lahir dari laboratorium besar, melainkan bisa tumbuh dari gang kecil di tengah kota.
“Awalnya lahan di sini tidak bisa ditanami karena kadar pH tanah tinggi dan banyak hama tikus. Tapi kami tidak mau menyerah. Bersama pengurus RW dan warga, kami ubah lahan itu jadi greenhouse. Dengan sistem hidroponik, hasil tanaman lebih bagus, segar, dan waktu panennya lebih cepat,” tutur Ani.
Foto: Posyantek Rosella
Konsep ramah lingkungan tak berhenti pada sistem tanam. Greenhouse ini juga menggunakan solar cell untuk menggerakkan pompa air dan menghemat biaya listrik.
“Kami memanfaatkan energi matahari untuk mengurangi biaya operasional, dengan begitu, kegiatan tetap berjalan, bahkan bisa menginspirasi warga untuk beralih ke energi bersih,” kata Ani.
Inovasi ini didukung oleh berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, PLN, Pegadaian, Bank Indonesia, serta sejumlah lembaga lainnya. Kolaborasi tersebut menunjukkan bagaimana sinergi pemerintah dan warga dapat melahirkan solusi yang berkelanjutan di tengah keterbatasan ruang kota.
Posyantek Rosella kini bukan hanya tempat menanam, tapi juga pusat edukasi masyarakat. Di sini, warga belajar menanam secara hidroponik hingga membuat produk dari bahan daur ulang mulai dari kerajinan koran, kain perca, hingga memanfaatkan minyak jelantah.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa dari lahan sempit pun, kita bisa menghasilkan pangan dan menjaga lingkungan,” kata Ani.
Selain untuk konsumsi sendiri, sayuran hasil panen juga dijual ke warga sekitar dengan harga terjangkau, sekitar Rp20.000 per kilogram. Hasil penjualan digunakan untuk kas kelompok dan biaya operasional. “Dengan begini, warga bisa makan sayuran segar, pengeluaran berkurang, dan ada sedikit tambahan pendapatan,” tambah Ani.
Foto: Posyantek Rosella
Lebih dari itu, kegiatan berkebun bersama ini menguatkan rasa kebersamaan antarwarga. Proses penyemaian, perawatan, hingga panen dilakukan gotong royong. Hasil panen kemudian dicatat dan dijual secara kolektif sehingga menciptakan sistem yang transparan dan berkelanjutan.
Jerih payah tersebut tidak sia-sia karena upaya Posyantek Rosella dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat berhasil mengantarkan mereka meraih Juara II Posyantek Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024 yang diselenggarakan Kementerian Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal Tertinggal dan Transmigrasi RI di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Penghargaan itu menjadi bukti bahwa semangat kolaborasi warga bisa menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Kami tidak menyangka dari kebun kecil ini bisa membawa nama Jakarta di tingkat nasional,” tutur Ani.
Meski sudah berkembang, perjalanan Posyantek Rosella tidak lepas dari tantangan. Beberapa kali greenhouse mereka rusak diterpa angin kencang, sementara perbaikan membutuhkan biaya cukup besar. Selain itu, masalah air bersih juga menjadi kendala utama.
Namun, semua itu tidak menyurutkan semangat warga. Ani berharap dukungan dari berbagai pihak terus berlanjut agar kegiatan serupa bisa berkembang di RW lain.
“Dengan dukungan stakeholder, kami bisa memperluas kegiatan dan mengajak lebih banyak warga ikut berpartisipasi.”
Pemprov DKI Jakarta Dukung Inovasi Warga
Upaya warga Kebon Kosong ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta, Iin Mutmainnah. Ia menilai inovasi hidroponik bertenaga solar cell di Posyantek Rosella merupakan langkah maju dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan.
“Inovasi ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk pemberdayaan masyarakat. Hidroponik bertenaga surya bukan sekadar solusi teknis, tapi bentuk nyata perubahan yang memungkinkan perempuan menjadi agen perubahan dan pemimpin di komunitas mereka,” ujar Iin kepada Katadata, Kamis (6/11).
Menurutnya, program berbasis teknologi tepat guna seperti ini relevan dengan misi Pemprov DKI Jakarta untuk menciptakan ketahanan keluarga dan ekonomi berkelanjutan di tengah keterbatasan ruang kota.
“Dengan hidroponik tenaga surya, masyarakat dapat memproduksi pangan sehat dan hemat biaya di lahan sempit. Ini membantu keluarga menjadi lebih tangguh terhadap guncangan ekonomi sekaligus menumbuhkan kesadaran lingkungan,” jelasnya.
Iin menekankan bahwa keberhasilan Posyantek Rosella tidak bisa dilepaskan dari ekosistem kolaboratif lintas dinas dan sektor.
Dinas PPAPP bertindak sebagai leading sector dalam pemberdayaan masyarakat dan pelatihan sumber daya manusia, sementara pembinaan teknis dilakukan bersama dinas lain seperti Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (PPKUKM), dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Kolaborasi lintas dinas memastikan inisiatif seperti Posyantek Rosella tidak berhenti sebagai kebun percontohan. Ia berkembang menjadi pusat pelatihan dan penggerak ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,”
Ke depan, Dinas PPAPP berharap agar Posyantek Rosella dapat menjadi contoh untuk wilayah lain di Jakarta.
“Kami ingin program seperti ini menjadi best practice bagi Posyantek kelurahan lain, RPTRA, dan masyarakat di permukiman padat. Dengan begitu, manfaatnya tidak hanya soal pangan, tapi juga edukasi, kemandirian ekonomi, dan kesadaran lingkungan,” kata Iin.
Kini, Posyantek Rosella menjadi contoh sukses integrasi antara teknologi, pemberdayaan, dan keberlanjutan lingkungan di tengah kota padat penduduk. Dari lahan sempit di dalam gang, terlahir gerakan kecil yang menanam harapan bagi warga sekitar.