Muhtesem Endonezya 2025, Festival Budaya Indonesia Kembali Bergema di Turki

Katadata
Festival budaya Nusantara di Turki, Muhtesem Endonezya, digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sakarya, di Universitas Sakarya, Jumat, 28 November 2025.
2/12/2025, 12.28 WIB

Sakarya, Turki - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sakarya di Turki kembali menggelar festival kekayaan budaya Nusantara tahunan, Muhtesem Endonezya, di Kongre Merkezi Sakarya, Jumat (28/11/2025).

Muhteşem Endonezya 2025 mengusung tema 'Story Of Dreamland', sebuah narasi simbolis untuk menampilkan keragaman budaya, bahasa, dan agama di Indonesia.

Dalam sambutannya, Achmad Rizal Purnama, Duta Besar Indonesia untuk Turki, mengatakan budaya adalah jembatan sunyi yang mampu mempertemukan bangsa-bangsa tanpa batasan bahasa maupun wilayah. Ia juga menyoroti peran strategis diaspora pelajar sebagai motor penggerak diplomasi budaya, yang melalui kreativitas dan inisiatifnya mampu menghadirkan ruang perjumpaan antara Indonesia dan Turki.

Festival semacam ini, menurutnya, bukan hanya pertunjukan seni, melainkan momentum membangun pemahaman lintas budaya dan memperkuat hubungan antarmasyarakat.

Wakil Rektor Universitas Sakarya, Özer Köşeoğlu, meyampaikan apresiasi atas keseriusan mahasiswa Indonesia dalam menyelenggarakan festival budaya tersebut sambil menekankan pentingnya budaya dalam suatu bangsa.

Momen pembukaan acara ditandai dengan permainan angklung oleh Rizal. Muhtesem Endonezya berhasil menggetarkan hati para penonton hingga berdecak kagum, mulai dari cara memasuki areanya, sambutan di pintu gapura, nasi tumpeng di tengah arena, hingga aneka kuliner nusantara.

Festival yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara ini merupakan gelaran yang ke-4 sejak pertama kali diadakan pada 2018. Ajang ini juga mendapat perhatian dari pejabat Kota Sakarya, seperti Kepala Dinas Migrasi Provinsi Sakarya Ramazan Latifoğlu, Kepala Distrik Serdivan Ali Candan, Kepala Dinas Olahraga Provinsi Sakarya Cemil Boz Atandı, serta Wakil Rektor Universitas Sakarya Özer Köşeoğlu.

Acara yang dihadiri setidaknya 900 pengunjung dari berbagai negara ini ditutup dengan parade seluruh penampil di atas panggung, diiringi musik tabola-bale dan berbagai musik tradisional Indonesia.

“Semoga dari terselenggaranya acara ini, orang Indonesia sadar bahwa negara Indonesia sangat indah dan patut diperkenalkan ke kancah dunia. Tetaplah menjadi wakil Indonesia dimanapun kita berada serta menjunjung tinggi nama baik Indonesia," kata Reisyaff Fiermy Cantando Abiyu, ketua panitia Muhtesem Endonezya.

"Saya berharap melalui acara ini, orang luar dapat memahami bahwa mengenal budaya baru itu tidak selalu membosankan, justru sangat menyenangkan," lanjut dia.

Aygül Aladı, mahasiswa asal Turki yang turut hadir, menyampaikan keberagaman tarian Indonesia menjadi pengalaman yang sangat memikat baginya. Ia menilai keramahtamahan para panitia dan penampil menciptakan suasana yang hangat serta membuat ia merasa dekat dengan budaya Indonesia. Ia juga menyatakan ketertarikannya untuk kembali hadir pada penyelenggaraan berikutnya.

“Hal yang paling menarik ialah taria-tariannya, kalian memiliki banyak tarian tradisional, berbeda dengan kami yang tidak memiliki tarian sebanyak tarian indonesia. Kalian juga sangat ramah dan akan saya pastikan jika nanti ada acara seperti ini lagi, saya akan hadir kembali, I Love Indonesia!”, pungkasnya.

Event Sampingan

Acara ini juga menghadirkan photo booth yang menggambarkan peta Indonesia beserta penjelasannya. Pengunjung diajak memahami bahwa Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh meskipun terdiri dari ribuan pulau dan etnis.

Tiga hari sebelum malam puncak digelar, diaspora Indonesia bekerja sama dengan mahasiswa lokal menggelar acara pertukaran budaya dua negara, Batik x Ebru, yang juga jadi ajang promosi acara Muhtesem Endonezya. Acara ini dibuka dengan penampilan tari tradisional yang ditampilkan oleh mahasiswa Indonesia dan juga mahasiswa turki.

Ada juga beberapa stand yang terdiri dari stand pengenalan budaya yang memperlihatkan barang-barang tradisional, stand baju-baju tradisional dan juga stand baju atau kain batik yang sengaja dipamerkan dan diperbolehkan untuk dicoba. Uniknya, Batik dan Ebru memiliki ciri khas yang sama, yaitu sama-sama dibuat dengan cara dilukis meski mediumnya berbeda.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.