Pemerintah mulai memberlakukan penggunaan teknologi smart farming 4.0 sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan. Tujuannya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian, serta mempermudah pengaturan logistik.
Terdapat beberapa teknologi yang diaplikasikan dalam smart farming 4.0. Antara lain drone sprayer untuk menyemprot pupuk dan pestisida secara lebih presisi. Selain itu ada drone surveillance untuk memperoleh data kelembapan udara dan tanah, suhu, Ph tanah, kadar air, hingga estimasi masa panen.
Teknologi mesin yang dipakai juga terintegrasi dengan aplikasi RiTx. Integrasi dilakukan sebagai peringatan dini jika terjadi anomali pada lahan. Selain itu sebagai rekomendasi pencegahan kerusakan lahan dan tanaman.
Sebagai permulaan, pemerintah menjadikan Desa Battal di daerah Sitobondo sebagai desa percontohan pertama. Penyelenggaraan program ini merlibatkan kolaborasi lintas sektor antara Direktorat Jenderal Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Pemerintah Daerah Situbondo, dan PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa.