Materi organik berupa limbah makanan menjadi penyumbang utama sampah Ibukota. Pengelolaan yang tidak efisien serta penyimpanan yang tidak tepat menjadikan sebagian makanan berakhir menjadi sampah. Jika dibiarkan, sampah itu akan menghasilkan gas metana yang berdampak buruk bagi lingkungan.
(Databoks : 55% Sampah DKI Jakarta adalah Materi Organik)
Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta mencatat, 7.500 ton sampah dihasilkan setiap hari. Artinya, dalam setahun ada 2,7 juta ton material limbah yang harus dikelola. Tumpukan sampah makanan bahkan banyak ditemukan di lingkungan tempat tinggal kelas menengah yang jumlahnya mencapai 70 persen dari seluruh limbah.
(Databoks : Pada 2025, Produksi Sampah DKI Jakarta Bisa Capai 9.000 Ton/Hari)
(Databoks : Daerah Sumber Sampah DKI Jakarta)
Pada 2025, Produksi Sampah DKI Jakarta Bisa Capai 9.000 Ton/Hari
Secara global, sampah makanan juga menjadi masalah. Sebanyak total 1,6 miliar ton sampah makanan dunia dihasilkan dari seluruh proses produksi hingga konsumsi makanan setiap tahun. (baca : Indonesia Penghasil Sampah Laut Terbesar Kedua di Dunia) Upaya bersifat lokal seperti mengolah sampah menjadi kompos, berbagi makanan agar tidak bersisa, dan cermat dalam berbelanja dapat dilakukan sebagai solusi mengatasi problem ini. (baca : Ekonomi Melingkar, Solusi Sampah Indonesia)