Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I dan kuartal II tidak sesuai perkiraan. Pada kuartal I, ekonomi tumbuh di bawah prediksi, sebaliknya di kuartal II realisasi pertumbuhan melebihi prediksi ekonom. Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan kuartal I 2016 sebesar 4,92 dan kuartal II sebesar 5,18 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal I di bawah target BI dan para ekonom lain yang memperkirakan capaian 5,1 hingga 5,2 persen. Prediksi itu didasarkan faktor belanja pemerintah yang dianggap sebagai pendorong. Namun sejumlah faktor dari luar, seperti harga komoditas yang rendah, pelambatan ekonomi Cina, serta stagnansi ekonomi Amerika Serikat menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan. (Baca : Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2016 Meleset di Bawah Target)
Di sisi lain, pertumbuhan kuartal II melampaui perkiraan para ekonom yang berkisar 5 persen. (Baca : Lampaui Perkiraan, Ekonomi Semester I Tumbuh di Atas 5 Persen) Konsumsi masyarakat yang meningkat menjadi penggerak pertumbuhan. Ini tercermin dari naiknya produksi mobil sebesar 10,96 persen dan semen yang meningkat 3,34 persen dari kuartal sebelumnya. Selain itu,belanja pemerintah dan pergeseran panen raya akibat El Nino juga menjadi penopang performa ekonomi kuartal II. (Baca: Belanja Pemerintah dan Konsumsi, Penopang Ekonomi Kuartal II)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan momentum pertumbuhan ekonomi ini harus dijaga dengan melakukan sejumlah penyesuaian dalam postur penerimaan dan belanja negara. Revisi APBN akan dilakukan untuk mendorong perekonomian. (Baca: Kejar Target, Ekonomi Semester II Harus Tumbuh 5,3 Persen)