Banyak informasi yang beredar di media sosial bahwa vaksin Covid-19 tidak berguna. Mereka beranggapan bisa bermutasi menjadi ribuan virus Covid-19 baru. 

Informasi tersebut juga menyatakan vaksin bersifat spesifik. Artinya, hanya efektif menangkal jenis virus Covid-19 tertentu saja. 

Jika virusnya sudah bermutasi maka antibodi yang dibentuk dari vaksinasi nyaris tidak akan efektif menangkal virus Covid-19 yang telah bermutasi. Hal ini menjadi alasan mengapa seseorang bisa terinfeksi Covid-19 lagi. Benarkah informasi tersebut?

Menurut mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio, mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin. Asalkan mutasi virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.

Epidemiolog University of Derby Dono Widiatmoko mengatakan, varian baru Covid-19 dapat muncul secara alamiah dan perubahan pun tidak selalu menjadi lebih berbahaya. Munculnya varian baru ini bisa terjadi karena beberapa faktor. 

Misalnya, virus yang terus beredar dalam sebuah populasi sehingga menyebabkan banyak infeksi. Semakin banyak virus tersebar, maka akan semakin tinggi mutasinya. Mutasi virus juga terjadi pada virus influenza.

“Mutasi virus Covid-19 sama seperti virus lainnya,” ujar dia.  

Secara umum vaksin Covid-19 yang ada sekarang masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru seperti Alfa, Beta, Delta, Omicron dan seterusnya. Kesimpulannya, informasi yang menyebutkan vaksinasi menyebabkan virus Covid-19 bermutasi adalah keliru. 

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.