Bank DBS secara global memiliki komitmen besar dalam aksi mitigasi perubahan iklim dengan memberikan pendanaan berkelanjutan kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi nasabahnya. Hal ini merupakan bagian dari upaya menyelamatkan bumi sekaligus mendorong agar dunia bisnis tetap berjalan di masa depan.
Bank DBS mematuhi kesepakatan Perjanjian Paris dan Pakta Iklim Glasgow yang menetapkan 1,5o C sebagai ambang batas pemanasan global serta target Net Zero Emission (NZE) pada 2050 melalui sejumlah upaya dekarbonisasi.
Berdasarkan laporan Bank DBS yang bertajuk “Our Path to Net Zero: Supporting Asia’s Transition to a Low-Carbon Economy”, sejumlah komitmen telah dilakukan seperti penandatanganan Net Zero Banking Alliance (NZBA) pada Oktober 2021, mengurangi pendanaan batu bara sejak 2018, memegang saham pertukaran karbon global Climate Impact X (CIX), hingga mempublikasikan laporan “The Sustainable and Transition Finance Framework and Taxonomy”.
Melalui laporan tersebut, Bank DBS menyebutkan sembilan fokus dekarbonisasi dengan membaginya ke dalam tiga target. Adapun target pertama untuk mengurangi intensitas emisi enam sektor yaitu baja, otomotif, perumahan, perkapalan, penerbangan, dan pembangkit listrik.
Target kedua adalah pengurangan emisi absolut pada sektor minyak dan gas. Terakhir, target ketiga adalah mengumpulkan cakupan data untuk mempersiapkan rencana dekarbonisasi pada sektor kimia serta makanan dan agribisnis.
Perbankan memiliki peran penting dalam upaya dekarbonisasi bagi industri Sehingga, sejumlah strategi perlu dilakukan. Berbagai strategi tersebut bersumbu pada cara memandang NZE sebagai investasi kunci di masa depan, penguatan kemampuan manajemen risiko iklim, hingga membangun pendekatan pembiayaan yang mendukung transisi.
Untuk penjelasan lebih detail, dapat mengakses laporan tersebut melalui https://www.dbs.id/id/corporate-id/sustainability/our-path-to-net-zero.