Gemuknya jumlah anggota kabinet Prabowo Subianto bisa berdampak terhadap beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama untuk belanja pegawai.
Center for Economic and Law Studies (CELIOS) melakukan kalkulasi peningkatan anggaran gaji, tunjangan, hingga fasilitas menteri dan wakil menteri dengan asumsi untuk 49 menteri dan 59 wakil menteri. Hasilnya, anggaran era Prabowo diestimasi membengkak lebih dari 100% dibandingkan era Jokowi atau sekitar Rp777 miliar per tahun.
“Semakin banyaknya wakil menteri yang diangkat berarti akan meningkatkan belanja negara, termasuk gaji para staf pendukung, pengadaan mobil dinas, fasilitas kantor, hingga pembayaran gaji pensiun bagi menteri dan wakil menteri tersebut,” kata peneliti CELIOS Galau D. Muhammad, lewat rilis Kamis, 17 Oktober.
Kabinet gemuk juga berpotensi berdampak pada kinerja pemerintahan. Pasalnya, beberapa kementerian baru yang dibentuk Prabowo merupakan pecahan dari yang sebelumnya merupakan satu kementerian. Hal ini berisiko menyebabkan tumpang tindih birokrasi.
“Itu tugas berat satu tahun ke depan untuk membenahi proses birokrasi,” kata peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Adinova Fauri dalam media briefing Jumat, 25 Oktober.
Total ada 48 menteri dan 56 wakil menteri dalam Kabinet Merah Putih. Prabowo beralasan, pembentukan kabinet gemuk ini diperlukan untuk mengurus negara Indonesia yang besar.