Dasa darma Pramuka perlu dipelajari khususnya bagi anggota organisasi tersebut. Dasa darma itu merupakan kode kehormatan Pramuka.
Selaras dengan namanya, dasa darma Pramuka merupakan 10 ketentuan moral, watak, atau tingkah perilaku Pramuka. Ketentuan tersebut merupakan penjabaran Pancasila agar dapat diamalkan dengan baik oleh para anggota.
Kode itu diterapkan sesuai golongan usia dan perkembangan rohani anggota Pramuka. Dasa darma berlaku untuk anggota Pramuka golongan penggalang yakni usia 11 hingga 15 tahun, penegak yakni 16 hingga 20 tahun dan pandega.
Dasa Darma Pramuka dan Maknanya
Pramuka merupakan organisasi yang menjadi wadah dan tempat pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka merupakan singkatan dari kalimat "praja muda karana" yang sering dikenal dengan sebutan kepanduan atau Boy Scout di dunia internasional.
Dasa darma Pramuka merupakan perwujudan dari Pancasila. Berikut ini kesepuluh dasa darma Pramuka tersebut:
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Setiap manusia khusunya anggota Pramuka wajib bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini selaras dengan amanah UUD NRI 1945 terkait kebebasan memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Setiap anggota Pramuka hendaknya menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada alam dan sesama manusia. Lingkungan menjadi tempat tinggal dan hendaknya dijaga. Sesama manusia juga wajib saling menghargai sesuai sila ke-2 Pancasila.
3. Patriot yang sopan dan ksatria
Anggota Pramuka haruslah bersikap sopan. Tak hanya itu, anggota Pramuka juga harus menjadi ksatria. Sopan tersebut dapat diwujudkan dalam tindakan maupun tutur kata sehari-hari.
4. Patuh dan suka bermusyawarah
Anggota Pramuka wajib patuh dan mengikuti aturan yang berlaku, baik dalam lingkup keluarga maupun bernegara. Selain itu, anggota Pramuka juga wajib menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. Rela menolong dan tabah
Setiap anggota Pramuka juga wajib suka menolong dan tabah. Tidak boleh ada sikap diskriminatif. Setiap anggotanya juga wajib tabah dalam mengharapi gangguan, tantangan, halangan, rintangan, dan lain-lain.
6. Rajin, terampil dan gembira
Anggota Pramuka dituntut untuk menjadi rajin dan terampil. Keterampilan sangat diperlukan dalam organisasi ini. Selain itu, sikap bergembira juga diperlukan agar tidak mudah menyerah dengan keadaan.
7. Hemat, cermat dan bersahaja
Setiap anggota Pramuka juga wajib hemat dan bersahaja. Artinya, kewajiban tersebut berupa rajin menabung dan cermat dalam menggunakan uang. Bersahaja artinya tampil sederhana.
8. Disiplin, berani dan setia
Anggota Pramuka juga dituntut menjadi disiplin, berani dan setia. Berani melakukan hal baik. Disiplin dan bertanggung jawab. Setia pada janji dan tidak ingkar terhadap teman.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Anggota Pramuka juga wajib bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Ia wajib mengakui kesalahan dan konsekuen dengan perkataannya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Setiap anggota Pramuka wajib memiliki pikiran yang suci, bebas dari rasa iri dan dengki. Hal ini terwujud dalam setiap perkataan dan perbuatannya.
Fungsi Dasa Darma Pramuka
Terdapat fungsi-fungsi dasa darma Pramuka di atas yang perlu diketahui. Berikut ini sederet fungsinya:
1. Alat proses pembelajaran diri yang progresif untuk meningkatkan budi pekerti luhur.
2. Upaya memberikan pengalaman langsung yang mendorong anggota Gerakan Pramuka untuk menciptakan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat tempat mereka tinggal dan menjadi anggotanya.
3. Landasan kegiatan Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui kepramukaan yang mendorong pramuka untuk berinteraksi dengan masyarakat, mempraktikkan demokrasi, saling menghargai, memiliki rasa kebersamaan, dan gotong royong.
Sejarah Pramuka di Indonesia
Kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia ditandai oleh hadirnya Kepanduan Nasional pada tahun 1923. Namun, Pramuka baru secara resmi diakui pada tanggal 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno.
Pramuka di Indonesia muncul pada masa pendudukan Belanda atau masa Hindia Belanda. Pada saat itu, organisasi kepramukaan Indonesia disebut Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO) dan kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916.
Menurut buku Sejarah Pramuka Indonesia dan Cikal Bakal Jambore Nasional karya Toto Sugiarto, ada juga orang Indonesia asli, S.P. Mangkunegara VII, yang secara langsung menjadi inisiatif pendiri organisasi kepanduan nasional. Organisasinya bernama Javaanse Padvinders Organisatie (JPO).
Lahirnya organisasi ini juga mendorong lahirnya organisasi lain di Indonesia seperti Padvinder Muhammadiyah, Nationale Padvinderij, dan lain-lain, yang membuat gerakan Pramuka semakin populer di masyarakat. Pada awal kemerdekaan Indonesia, beberapa tokoh sepakat membentuk "Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia" sebagai bentuk perkumpulan organisasi kepramukaan di Indonesia.
Gerakan Pramuka secara resmi diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa bersejarah ini menjadi titik awal kelahiran Pramuka di Indonesia.
Gerakan Pramuka di Indonesia bahkan telah menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, termasuk memperkenalkan dasa darma Pramuka kepada anggota-anggotanya. Adapun kelompok Pramuka yakni Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.